Kapan kamu benar-benar merasa bahwa semua tentangmu sudah
tumbuh dewasa?
Kata orang jaman dulu, manusia itu hidup dalam fase-fase
yang berputar melingkar namun ujung lingkarannya tidak pernah menyatu sebab
ujung dari lingkaran itu adalah kematian.
Manusia hidup dimulai dari fase prelife yaitu masa
dimana ia hidup di alam kandungan, kemudian ia lahir dalam suasana tawa sanak
ssaudaranya, waktu itu ia disebut bayi, semakin bertambah tahun ia tumbuh
menjadi anak-anak sampai ia akan menemui masa-masa peralihan dan akhirnya ia
benar-benar menjadi sosok orang dewasa.
Kapan kamu menjadi dewasa? Saat umur sudah semakin tua?
Semakin seseorang tumbuh dewasa ia akan masuk pada fase
penuaan atau aku lebih suka menyebutnya tahap pereduksian mental. Pada fase
ini, kondisi psikologis manusia akan kembali ke fase peralihan remaja-bayi-afterlife.
Konsep ini aku dapat ketika aku berada di fase peralihan
Seorang guru SMA memberikan sedikit pandangannya bahwa orang
tua yang selama ini merawat kita dari bayi sampai tumbuh dewasa nantinya akan
mengalami masa kebalikan dimana mereka akan berganti dirawat oleh anak-anaknya.
Beliau melanjutkan, tingkah laku kita semasa dirawat oleh orang tua akan kita
rasakan balik ketika kita merawat orang tua dimasa senja.
Dahulu kamu belum bisa buang air sendiri karena tubuhmu
belum bisa bergerak leluasa, ayah dan ibulah yang pada akhirnya dan yang sudah
seharusnya akan merawatmu, membersihkan kotoran-kotoranmu itu. Apakah lantas
mereka marah karena itu?
Dahulu kamu belum bisa bicara, kamu hanya bisa merengek dan
menangis, ayah dan ibumu tidak tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan, namun
insting orang tua membuat mereka bisa memahami rewelanmu itu. Apakah mereka
marah karena hal itu?
Ketika kamu mulai tumbuh menjadi remaja, kamu ingin
dibelikan ini dan itu, ayah dan ibumu tidak tahu bagaimana bisa mendapatkannya,
namun kamu tetap saja memaksa dan pada titik tertentu kamu melakukan aksi
protes dengan membanting daun pintu, tidak mau makan, marah-marah, atau bahkan
pergi dari rumah. Lagi-lagi insting orang tua membuat ayah dan ibu rela
mengorbankan apapun agar kamu bisa kembali lagi dan merasa nyaman. Apakah waktu
itu orang tuamu marah? Mungkin iya, jika iya coba perhatikan lebih lekat lagi,
apakah mereka benar-benar marah?
Seiring bertambah dan bertambahnya usiamu, ayah dan ibumu
akan selalu tersenyum mengantarkanmu ke singgasana tempat dimana belahan jiwa
siap bersanding denganmu di sana, setelah itu kamu harus mulai berperan menjadi
orang tua bagi anak-anakmu kelak
Dan saat itulah roda itu berputar
Ayah yang dahulu gagah dan kuat, selalu bisa menjadi yang
pertama tempat mengadu ketika sepeda kita rusak, lampu kamar mati, air keran
bocor kini ia tidak mampu lagi membuat segala keajaiban itu. Saat itulah kamu
tidak boleh marah karena ia tidak mampu lagi kamu andalkan
Ibu yang dahulu menyuapi kita, selalu menyisihkan daging
ayam terbaik untuk kita, manghalau nyamuk ketika kita tidur, khawatir kita
kedinginan, kini ia terbaring lemah tak mampu lagi memberikan keajaiban itu lagi.
Saat itulah kamu tidak boleh marah
Jadi, kapan kamu benar-benar tumbuh menjadi dewasa?
Jika aku diberikan pilihan, aku tidak akan mau menjadi
dewasa. Dewasa hanyalah titik tolak dimana kamu akan kembali lagi menjadi
lemah. Sungguh aku tidak ingin tumbuh menjadi dewasa, aku hanya ingin tumbuh
menjadi diriku sendiri sampai aku mati. Menjadi sosok anak yang selalu
dirindukan ayah dan ibu, menjadi sosok yang hangat diantara teman-teman,
menjadi sosok yang ceria, dimata sahabat, menjadi sosok yang bisa diandalkan
oleh anak-anakku kelak, menjadi sosok yang selalu bisa memberikan pundak untuk
sandaran istriku ketika ia lelah.
Aku akan berharap menjadi dewasa, jika dewasa itu bukanlah
fase, jika dewasa itu bukan titik puncak kehidupan, jika dewasa itu bukan
ukuran kematangan, jika dewasa itu bukan titik balik.
Aku ingin sekali menjadi dewasa, jika ia adalah proses hidup
sampai mati, proses hidup yang selalu menbuat kita semakin sadar, proses hidup
yang senantiasa memberikan pengajaran sampai mati, proses hidup yang selalu
bisa mengajarkan kita tentang arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
![]() |
When You Grow Up |
0 comments:
Post a Comment