Selalu Jaga Amanat Ilmiah Kawan!!! KOPI PAGI | CORETAN KEHIDUPAN

Friday, 2 January 2015

KOPI PAGI

Pernahkah merasa di suatu pagi, kopi pahit yang kalian nikmati tiba-tiba terasa manis? Aku pernah, dan itu membuatku mulai menyukai kopi. Aku percaya, setiap orang tidak akan benar-benar tahu kapan dan kenapa kopi itu akan terasa sangat nikmat. Bahkan seorang barista kelas dunia pun tidak akan pernah mengerti mengapa kopi yang kuseduh pagi ini bisa kehilangan rasa pahitnya, padahal seorang pujangga pernah mengklaim bahwa sesempurna apapun kopi, ia tak akan pernah kehilangan bagian pahitnya.

Lupakanlah tentang filosofi kopi ini. Apapun itu, aku percaya, sesuatu akan lebih indah tanpa harus kita ketahui apa yang tersembunyi dibaliknya.

mJarum terpendek sudah menunjuk angka tiga pagi, dan aku masih tidak tahu apa yang harus aku tulis
Layar di depanku masih putih bersih layaknya krimer di atas secangkir coffe latte yang sedang berusaha kutaburi dengan bulir-bulir coklat.

Sebab cinta tak harus bicara, seperti burung gereja yang tak punya alasan untuk memilih pasangannya, cinta itu sederhana, ia tak butuh untaian kata untuk menunjukkan ...

Ah, sudah kuduga, aku ini memang tak pandai mengggombal. Biarlah, toh orang bilang cinta dan benci itu beda tipis. Jika hal itu memang benar maka aku tidak tahu, saat ini aku sedang mencinta atau membenci seseorang

Kunci yang hilang itu perlahan kutemukan kembali bersama kepulan asap tipis kopi pagi ini. Asap tipis yang kian kabur, aroma manis dan hangatnya membawa deburan angin masa lalu. Tipis, tak dapat teraba, tetapi begitu hangat terasa.

Kunci dari kotak yang menyimpan berlusin-lusin kenangan tentang dia, gadis kecil dan senyuman merah di wajahnya. 

Kutatap layar putih didapanku lekat-lekat, muncul bayangan sepasang anak bermain samisen di bawah pohon oak basah. Mereka tiba-tiba berlari kesana kemari menikmati guyuran hujan yang terlalu cepat mereda.

Bayangan dua pasang anak kecil itu perlahan menghilang, seperti asap kopi pagi yang kian memudar tertiup angin musim gugur yang menghamburkan helai-helai bunga sakura di sore hari.
Layar putih di depanku kembali normal

Aku menyerah
Kuakhiri saja tulisan ini.


Sebab cinta tak harus bersama.

Related Posts by Categories

0 comments: