Pernahkah
merasa di suatu pagi, kopi pahit yang kalian nikmati tiba-tiba terasa
manis? Aku pernah, dan itu membuatku mulai menyukai kopi. Aku
percaya, setiap orang tidak akan benar-benar tahu kapan dan kenapa
kopi itu akan terasa sangat nikmat. Bahkan seorang barista kelas
dunia pun tidak akan pernah mengerti mengapa kopi yang kuseduh pagi
ini bisa kehilangan rasa pahitnya, padahal seorang pujangga pernah
mengklaim bahwa sesempurna apapun kopi, ia tak akan pernah kehilangan
bagian pahitnya.
Lupakanlah
tentang filosofi kopi ini. Apapun itu, aku percaya, sesuatu akan
lebih indah tanpa harus kita ketahui apa yang tersembunyi dibaliknya.
mJarum
terpendek sudah menunjuk angka tiga pagi, dan aku masih tidak tahu
apa yang harus aku tulis
Layar
di depanku masih putih bersih layaknya krimer di atas secangkir coffe
latte yang sedang berusaha kutaburi dengan bulir-bulir coklat.
Sebab
cinta tak harus bicara, seperti burung gereja yang tak punya alasan
untuk memilih pasangannya, cinta itu sederhana, ia tak butuh untaian
kata untuk menunjukkan ...
Ah,
sudah kuduga, aku ini memang tak pandai mengggombal. Biarlah, toh
orang bilang cinta dan benci itu beda tipis. Jika hal itu memang
benar maka aku tidak tahu, saat ini aku sedang mencinta atau membenci
seseorang
Kunci
yang hilang itu perlahan kutemukan kembali bersama kepulan asap tipis
kopi pagi ini. Asap tipis yang kian kabur, aroma manis dan hangatnya
membawa deburan angin masa lalu. Tipis, tak dapat teraba, tetapi
begitu hangat terasa.
Kunci
dari kotak yang menyimpan berlusin-lusin kenangan tentang dia, gadis
kecil dan senyuman merah di wajahnya.
Kutatap
layar putih didapanku lekat-lekat, muncul bayangan sepasang anak
bermain samisen di bawah pohon oak basah. Mereka tiba-tiba berlari
kesana kemari menikmati guyuran hujan yang terlalu cepat mereda.
Bayangan
dua pasang anak kecil itu perlahan menghilang, seperti asap kopi pagi
yang kian memudar tertiup angin musim gugur yang menghamburkan
helai-helai bunga sakura di sore hari.
Layar
putih di depanku kembali normal
Aku
menyerah
Kuakhiri
saja tulisan ini.
Sebab
cinta tak harus bersama.
0 comments:
Post a Comment