Selalu Jaga Amanat Ilmiah Kawan!!! Pinggir Code | CORETAN KEHIDUPAN

Wednesday, 7 January 2015

Pinggir Code

Aku 'tinggal' di masjid kampung, letaknya persis berseberangan dengan kampus dan hiruk pikuk kota Jogja. Jika kamu berjalan-jalan melewati jembatan teknik (jembatan pogung) tengoklah ke bawah, kamu akan menemui sudut lain dari kota Jogja di sepanjang bantaran Kali Code.


Rumah berderet-deret tanpa jelas ada pembatasnya, segerombolan anak-anak berlari-larian di sawah, memancing di sungai, berenang-renang di selokan mataran, sebuah sungai buatan disebelah Kali Code

“Oi Mas ayo berenang.”

Masih kuingat dek Irpan menyapaku, ia merasa senang dan sepertinya tidak menghiraukan lalu lalang orang di jalan raya yang melihat keasyikan mereka menyelami selokan itu.

Aku mendekati mereka, berdiri di jembatan kecil, dan tiba-tiba dari bawah jembatan itu muncul dek Ari sedang mengapung memberikan senyuman sambil menyodorkan tangannya.

“Salaman dulu mas.”

Di pinggir selokan ada Andi yang tampaknya enggan bergabung dengan teman-temannya, ia lebih memilih mengobrol denganku.

Aku tidak mau mengganggu kesenangan mereka. Di jaman sekarang jarang sekali anak-anak yang masih bisa bermain seperti itu, permainan yang terlepas dari gadget-gadget canggih.

“Jangan lupa TPA.”
“Iyyaaa.”

Sering aku berpikir kenapa ketimpangan hidup itu bisa benar-benar terlihat sangat jelas terasa di sini. Mereka yang tinggal di daerah atas cenderung hidup dalam kondisi serba berkecukupan, sedangkan mereka yang tnggal di bawah (sebutan untuk yang tinggal di sepanjang bantaran kali code) rata-rata tidak seberuntung yang di atas

Masjid tempat aku tinggal berada di antara daerah atas dan daerah bawah. Anak0anak di sini aku rasa hidup dalam kondisi yang keras, terbukti beberapa anak sering menggunakan kata-kata kotor atau makian ketika berbicara sesamanya. Aku tidak marah dengan sikap mereka itu karena memang keadaan dan lingkunganlah yang membentuk karakternya, apa yang bisa kulakukan, aku hanya bisa sekedar mengingatkan sambil bercanda layaknya kakak bagi mereka

Aku senang sekali ketika melihat mereka takjub ketika kuajak jalan-jalan ke lapangan basket teknik atau menikmati sejuknya Masjid Apung Pascasarjana. Mungkin bagi mereka UGM adalah istana yang tertutup kabut tebal. Suatu hari nanti kalian pasti bisa menyingkap kabut tebal itu aamiin.

Mari kuperkenalkan mereka

Yusuf, bandel dan bagi sebagian yang baru mengenalnya mungkin dianggapnya anak yang nakal, tapi sebenarnya ia sangat baik. Begitu juga dengan Irpan, bandel dan nakal, dan mungkin agak terkesan tinggi hati di mata teman-teman karena memang dia lebih unggul dalam membaca iqro', saudara dari Irpan ada Amal dan Ahmad, mereka baik sekali denganku, meskipun tidak sevokal anak yang lain, namun setiap tindakannya selalu membuatku bisa tersenyum.

Ari dan Dio, mereka bisa dianggap sebagai yang terunggul dianatar teman-temannya. Ari terkesan jauh lebih dewasa dalam menghadapi masalah karena ia hidup dalam keluaraga broken home. Jarang kutemui anak dari keluarga seperti itu bisa bertahan dan berkembang ke arah yang positif.

Lutfi, Endi, Riski tiga serangkai yang terajin datang ke TPA. Mereka baik sekali. Endi, lebih suka mengulang-ulang iqronya dari awal padahal sebenarnya ia sudah mampu untuk melangkah ke level yang lebih lanjut, namun hal itu kadang justru bagus baginya. Riski anak dari orang tua pemulung yang tempat tinggalnya di bantaran Code akan digusur, namun dengan semangat dan keceriaan yang selalu terpancar di wajahnya ia tetap melangkahkan kakinya ke masjid. Terakhir adalah Lutfi, anak terajin di TPA kami, hidup tanpa ayah namun masih bisa tersenyum bahkan mempunyai tekad kuat untuk belajar.

Masih banyak lagi anak-anak yang belum aku perkenalkan, yang pasti mereka pernah menjadi potongan frafmen yang kelak akan aku rindukan.

Dalam sebuah keterbatasan, dalam kondisi terburuk, dalam keadaan terlemah cobalah untuk membuka mata,

“Teman-teman yang mau mengaji di masjid harap segera datang karena sudah ditunggu oleh teman-temannya.”

Akan ada orang-orang yang senantiasa menunggumu, entah di suatu tempat dan di suatu masa.


Tersenyumlah hari ini dan bawalah perubahan untuk hari esok.  

[IMG_1655.jpg]
Jembatan Teknik

Related Posts by Categories

0 comments: