Selalu Jaga Amanat Ilmiah Kawan!!! August 2010 | CORETAN KEHIDUPAN

Sunday 29 August 2010

AFTER FUNERAL

Kemarin Jum'at, 27/8/10 seperti dua hari sebelumnya, gw ngikutin pesantren kilat yang diadakan sekolahan. Jum'at itu adalah hari terakhir dan memang benar-akhir buat kita (anak kelas tiga) mengikuti kegiatan tersebut.

Gw saat itu sedang dengerin ceramah dari mas ustadz (masih muda lho) "jan ntar melayat ya" bisik Dika temen gw yang udah sadar akan kejahiliyahannya hehe J cheers bro. "saoa?"jawab gw singkat" bapaknya pitik " *pitik=ayam-jalu=temen gw" lanjutnya, gw yang masih gak konek cuma bilang "ha?pitik meninggal" dan seketika obrolan berubah jadi monoton hehe

Yup akhirnya setelah pesantren kilat ditutup kita-kita pada melayat kesana. Suara lantunan doa langsung menyapa gw, doa yang bagi gw sangat terdengar menyayat hati. Setelah menyalami beberapa anggota keluarga tuan rumah dan jalu tentunya kita duduk agak lama disana. Gw cuma diem aja mendengarkan lantunan doa-itu.

Sepintas gw kepikiran sama orang tua gw yang ada di rumah, bagaimana seandainya ini terjadi pada gw? Apakah gw bisa setegar si jalu? Pikiran-pikiran itu terus berkecamuk dalam hati gw. Orang tua adalah harta gw yang sangat berharga, walaupun kadang gw selalu marah-marah, ngambek, bahkan pernah nyuekin orang tua gw. Padahal kita sebagai anak, mengeluh sedikit pada orang tua aja sama sekali tidak diperbolehkan sama agama, tapi gw sendiri malah lebih buruk dari itu.

Gw sadar gw telah banyak bersalah sama orang tua, mungkin kalian juga sama kayak gw? Semoga tidak. Gw berpikir ulang sambil menatap kosong pada para pelayat. Bagaimana kalo ini terjadi pada gw? Mungkin gw akan sangat menyesali sikap gw pada orang tua gw

Gw masih ada harapan buat ngebahagiain orang tua gw, gw ingin mereka kelak melihat gw sukses, melihat gw menikah dan memberi mereka seorang cucu. Gw ingin mereka bahagia melihat kebahagian gw dan dari itu semua gw cuma berharap sebuah senyuman bangga kedua orang tua gw sebagai balasan

Gw tau semua yang hidup pasti mati dan pada akhirnya kita semua juga begitu. Tapi apakah kita tau kapan ajal menjemput kita? Tidak, lalu kenapa selalu saja kita menyia-nyiakan waktu. Pada saat maut sudah di ubun-ubun pasti kita akan menyesal "kenapa gw dulu gak shalat, kenapa ortu gak gw bahagiain, kenapa sendi-sendi agama kagak gw kerjain??" itulah kawan. hanya penyesalan yang akan kita dapati. Betapa berharganya waktu untuk kita hidup, lalu kenapa disisa waktu hidup kita ini tidak kita pergunakan dengan sebaik-baiknya.

Gw takut kalau kesempatan minta maaf itu terlambat dan akan menjadi penyesalan selamanya. Gw secepatnya harus menjadi lebih baik dari sekarang , ya benar. Mungkin terlalu larut dalam duka tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa kita mencoba memaknai dan mencoba belajar dari hal tersebut.

Gw terbangun dari alam bawah sadar gw, para pelayat diluar masih banyak dan sudah waktunya buat kita untuk berpamitan . gw melihat sosok jalu yang walaupun terlihat tabah tapi gw tau hatinya pilu. "sabar ya lu" kata gw padanya sambil berpamitan pulang. Kini lantunan doa tersebut sayup=sayup terdengar merdu untuk mengantar seorang hamba Allah ke kehidupan selanjutnya

Alhamdulilah betapa banyak pelajaran yang gw dapat dari sini

Semuga amal ibadah almarhum diterima disisi-Nya dan semoga keluarga diberi ketabahan dan keikhlasan .amin

Saturday 14 August 2010

Ujian Akhir Nasional dan Kenyataan yang Ada


 

Sekilas tentang Ujian Akhir Nasional

Ujian Akhir Nasional (UAN) memang menjadi momok tersendiri di dunia pendidikan Indonesia. Ada kalangan yang sangat setuju dengan pelaksanaan UAN tapi di lain pihak ada juga yang menentang habis-habisan dengan mengatakan UAN hanyalah sebuah akal-akalan Pemerintah saja. Terlepas dari isu-isu negatif tersebut ,saya akan membahas masalah pro kontra UAN itu secara apa adanya.

. Pemerintah melalui Depertemen Pendidikan berharap dengan diadakannya UAN akan mampu meningkatkan standar mutu pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun. Selain itu, melalui UAN juga akan diketahui seperti apa kualitas pendidikan di Indonesia secara general (menyeluruh). Mengapa saya katakan bahwa Pemerintah melakukan penggeneralisasian pada UAN, hal itu dikarenakan Pemerintah sendiri memukul sama rata pada semua institusi pendidikan dari SD, SMP,SMA dan sederajat di seluruh wilayah Indonesia dengan standar penilaian yang sama untuk masing-masing tingkat.

Dari penggeneralisasian oleh pemerintah tersebut justru akan memunculkan suatu ketimpangan tingkat pendidikan antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. Kita lihat saja secara kasat mata bahwa pada kenyataannya tingkat pendidikan di wilayah Indonesia Barat lebih tinggi daripada di wilayah Indonesia Timur. Ini juga mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merata. Sekarang kita bayangkan bagaimana bisa ketimpangan tersebut mampu disetarakan hanya dengan suatu standar nilai nasional yang terwujud dalam UAN. Sebenarnya kunci dari peningkatan mutu pendidikan nasional bukan terletak pada semakin tingginya nilai standar kelulusan nasional dari tahun ke tahun melainkan terletak pada sejauh mana tingkat pemerataan pendidikan itu sendiri.

Kontroversi Ujian Akhir Nasional

Sebenarnya program UAN yang dilaksanakan Pemerintah ini memiliki beberapa kontroversi, salah satunya adalah sistem penilaian hanya dilakukan pada satu bidang, yaitu bidang pengetahuan saja. Padahal harus diketahui bahwa mutu pendidikan tidak hanya dinilai dari aspek kognitif saja tapi juga aspek ketrampilan (psikomotorik) dan aspek sikap (afektif).

Dilihat dari aspek psikologispun pelaksanaan UAN ini sangat merugikan bagi mental para peserta didik. Nilai standar kelulusan yang tiap tahun makin ditingkatkan, bahkan untuk tahun ini nilai standar kelulusan adalah 5,25. Hal ini membuat cemas pada sebagian peserta didik. Mereka merasa tertekan dengan tuntutan tersebut dan mau tidak mau harus bisa mencapai nilai minimal tersebut. Mereka yang merasa tertekan akan menghalalkan segala cara untuk bisa lulus, diantaranya adalah:

  • Membeli kunci jawaban dari oknum-oknum tertentu

    Hal ini sudah bukan menjadi rahasia lagi di kalangan pelajar dan pengajar. Saya mendapat informasi langsung dari seorang guru di salah satu SMA Negeri di Sukoharjo bahwa transaksi kunci jawaban UAN memang benar adanya, bahkan para oknum penjual tidak ragu lagi untuk mendatangi sekolah tersebut dengan terang-terangan.

    Parahnya lagi para orang tua ataupun pihak guru cenderung bersikap pasif atau bahkan berinisiatif mencarikan kunci untuk anak didiknya. Para guru tidak ingin citra sekolah menjadi buruk hanya karena ada anak didiknya yang tidak lulus. Begitupula dengan para orang tua, meraka tidak ingin citra keluarga menjadi turun di mata masyarakat hanya karena anaknya tidak lulus.

  • Mencontek

    Sudah menjadi tradisi di beberapa kalangan pelajar bahwa mencontek sudah menjadi keharusan, apalagi dalam UAN. Modus yang mereka lakukan untuk mencontekpun bermacam-macam, diantaranya dengan membawa buku catatan ke ruang ujian,

    Dalam satu ruang ujian biasanya ada satu atau beberapa anak yang dijadikan sebagai pencontek dan yang lain sebagai pelindung agar pengawas tidak curiga pada si pencontek. Untuk penyebaran jawaban dalam satu kelaspun sangat mudah yaitu dengan ponsel ataupun sobekan kertas

  • Tindakan-tindakan irasional

    Bagi mereka yang mentalnya sangat tertekan akan rela melakukan hal yang irasional untuk bisa lulus, salah satunya adalah dengan meminta bantuan dukun atau hal-hal mistik yang diluar akal sehat.

Hal-hal diatas benar-benar menunjukkan betapa UAN bisa membuat peserta didik terganggu psikologisnya. Bukankah seharusnya UAN mampu menjadi tolok ukur tingkat pendidikan, kalau pada kenyataannya banyak kecurangan dan kontroversi yang ditimbulkan, apakah masih pantas jika UAN dijadikan alat peningkat mutu pendidikan nasional dan penentu kelulusan?

Ujian Akhir Nasional dihapuskan?

Untuk tahun pelajaran 2009/2010 kemarin sebenarnya Komisi X DPR mendesak pemerintah untuk menghapus pelaksanaan UAN dengan mengembalikannya ke Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), yaitu ujian dari masing-masing sekolah dengan penyesuaian bobot soal dari pusat.

Berikut saya kutip dari www.kompas.com mengenai pernyataan dari Wakil Ketua Komisi X Heri Ahmadi tentang usulan penghapusan UAN tersebut "Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional itu pernah diusulkan tapi ditolak. Tapi untuk SD, pemerintah mendengarkan usulan kami untuk melaksanakan ujian sekolah bukan ujian nasional,". Pada kenyataannya pihak Pemerintah justru tetap melaksanakan UAN, bahkan standar kelulusanpun semakin dinaikkan tanpa mempertimbangkan dampak buruk dibalik UAN tersebut.

Lebih lanjut ia menjelaskan mengapa penghapusan UAN perlu dilakukan. "Hal yang paling mendasar, berdasarkan Pasal 28 ayat 1 UU No 23 Tahun 2003 dikatakan kewenangan untuk menilai berada pada pendidik. Jadi, bukan oleh birokrat."

Apa yang diungkapkan Wakil Ketua Komisi X Heri Ahmadi tersebut menunjukkan bahwa kesalahan memang terletak pada Pemerintah. Sesuai pasal tersebut seharusnya yang berhak menentukan kelulusan para peserta didik adalah pihak pendidik itu sendiri. Dalam hal ini seharusnya Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator bukan sebagai eksekutor.

Tapi saya mengakui keberanian dari Pemerintah untuk tetap melaksanakan UAN yang notabene juga memakan dana dan tenaga yang tidak sedikit ini. Bagaimana tidak, disaat masih banyak struktur-struktur pendidikan diantaranya kualitas tenaga pendidik, fasilitas belajar mengajar, kompetensi dasar dan hal vital lainnya yang perlu adanya perbaikan dan peningkatan tapi Pemerintah justru sudah mengambil langkah yang lebih jauh dengan peningkatan standar nilai kelulusan. entah apakah langkah ini terlalu terburu-buru atau tidak tapi yang pasti keberanian Pemerintah dalam hal ini perlu diacungi jempol.

Kesimpulan

Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) memang tidak sepenuhnya salah, karena dengan adanya UAN ini mutu pendidikan di Indonesia bisa diperbaiki. Tapi untuk saat ini pelaksanaan UAN justru menjadi momok bagi sebagian kalangan, karena banyaknya kontroversi yang timbul dari pelaksanaan UAN tersebut.

Pemerintah seharusnya lebih mengerti permasalahan sebenarnya dari rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kesalahan bukan terletak pada rendahnya nilai standar kelulusan nasional, tapi justru terletak pada rendahnya kesempatan belajar bagi anak kurang mampu. rendahnya kualitas pendidik, fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai, tingkat pemerataan pendidikan yang rendah dan lain sebagainya.

Alangkah baiknya dalam hal ini Pemerintah tidak terburu-buru melaksanakan UAN. Pemerintah seharusnya membenahi terlebih dahulu permasalahan-permasalahan tersebut agar tidak terjadi ketimpangan tingkat pendidikan dan supaya peningkatan mutu pendidikan nasional mampu berjalan dengan sukses.

Thursday 12 August 2010

Jatuh Cinta Ala Biji Salak

Assalamualaykum

Jam di leppy menunjukkan pukul 23.37 tapi mata ini masih aja stay tune. Gw teringat sms dari Amik "sepertinya kamu akan begadang" wow apa yang terjadi setelah itu sodara-sodara… yap benar gw emang begadang *iye gw tau garing banget ya lelucon gw*. Hmm pernah gak sih kalian jatuh cinta?*pertanyaan dikhususkan bagi para cowok yang baru pertama kali merasakannya dan berkacamata aja* maap kalo sedikit rasis ya

Kalian pasti gak percaya kalo Alvin (dedek gw) dulu pas jamannya masih seukuran biji salak *sekarang dia udah segede salak lho hebatkan* doski udah pernah pacaran *can you imagine that anak TK yang uang sakunya aja cuma bisa dibeliin batagor udah kenal yang namanya pacaran*. Dulu karena gw penasaran dengan perilaku sosial adek gw ini sempet berdialog seru sampai-sampai kucing tetangga pada rebut *oke untuk masalah kucing gw cuma mengarang hehehe*

Gw    :Eh tadi yang datang kesini sapa vin?

Alvin    :Ha?Ine bang

Gw    :Hayoo pacaran tho tadi?

Alvin    :Iya *jujur amat nih biji salak*

Gw    :Lha yang kemaren kamu traktir es depan rumah tu sapa? *gw cemburu*

Alvin    :Sasa kamarin yang traktir dia og bang *cucian deh lo adeknya Buyung haha*

Gw    :Pacar juga?

Alvin    :Iya dong *jawabnya dengan polos sambil nonton Spongebob yang kayaknya berasa kayak Cinta Fitri season 100 bagi adek gw*

Ternyata dunia emang tak selebar daun kelor, adek gw pacaran sama dua anak tetangga yang lucu imut dan tanpa dosa. Emang sih anak cewek di desa gw terbilang lebih banyak dibanding anak cowok jadi apa yang dilakukan Alvin itu nggak salah-salah amat. Untuk membuktikannya mari tengok Pasal 11 ayat cinta,UUO (Undang Undang Ojan) yang menegaskan "untuk mengawinkan satu pejantan dibutuhkan setidaknya dua betina siap edar" *whoooah emangnya adek gw ayam jago*. Kayaknya gw bakat menulis buku tentang ternak nih mungkin suatu hari gw akan menulis buku dengan title "Ayam-Ayam Cinta" yang ceritannya gini. Ada dua dua sejoli si Jagur dan si Karin *keren amat nama si ayam cewek* suatu hari si Jagur berdiri di pintu masuk Adisumarmo Airport sambil dengerin lagu Stasiun Balapan via Mp3 playernya *tuh lagu gak cocok banget sama tempatnya* tiba-tiba dari arah parkiran si Karin manggil-manggil "Jaguuuur.. Jaguuuur… please deh jangan tinggalin aku" ketika dua mata ayam itu saling bertatapan, si Jagur berkata dengan logat ala Leonarno Di Caprio di serial Dora the Explorer "Boot (monyetnya Dora) eh Karin maksudnya, asal lo tau gw benar-benar harus melakukan ini," si Karin menunduk sambil nangis bawang "jangan, kamu tega gur hiks hiks " si Jagur memeluk Karin dengan hangat "Say aku cuma disuruh fotokopi daftar anggota karang taruna sama Pak RT"

Halah kok jadi kemana-mana gini sih kembali ke biji salak aja ya. By the way salak Bali itu kok sepet semua ya *tetep gak nyambung*. Beda dengan Alvin gw belum pernah ngrasain jatuh cinta hmm cuma satu kali sampai tulisan ini diposting. Entah bagaimana awalnya rasa itu datang tapi gw beruntung pernah merasakannya. Pernah jatuh cinta tentu pernah patah hati dong tentunya yup gw juga udah mengalami hal itu. Gw gak menyalahkan siapapun karena itu hanya akan menambah penderitaan di hati.

Tapi untunglah disaat gw larut dalam kesedihan masih ada sahabat-sahabat gw yang mau mendengarkan keluhan dan jeritan hati gw. Thans buat Amik yang selalu memotivasi gw sampai saat ini kita harus yakin akan janji Allah "laki-laki yang baik untuk wanita yang baik" gw pegang baik-baik kata-kata itu walaupun life is never flat *tetep Chitato dong hehehe*

Gak terasa coklat hangat disamping gw udah habis, mungkin ini pesan teraklhir sebelum gw tidur "memang kita akan merasa sakit jika orang yang kita sayangi bahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi jika orang yang kita sayangi tidak bahagia dengan kita"

Good Night!!!

Wassalamualaykum