Selalu Jaga Amanat Ilmiah Kawan!!! First Modus:Ngerokok (Preparing) | CORETAN KEHIDUPAN

Saturday, 3 January 2015

First Modus:Ngerokok (Preparing)

Ada satu masa dimana aku benar-benar berpikir dan yakin bahwa tidak merokok sama dengan tidak keren. 12 Tahun, aku rasa umur yang terlalu muda untuk menyerap konsep 'keren' pada ungkapan tersebut, aku senang bisa merasakannya :army

“Dit, ada rencana malam ini?”
“Rencana apaan Ri, Dit?”

Aku dan Ari tidak terlalu akrab dengan Dodit, namun kita saling mengenal sebagai teman satu komplek, diantara kami bertiga Dodit termasuk 'kiblat' bagi cowok kampung yang ingin terlihat keren, selain umurnya lebih tua dan lebih terkesan pintar, ia juga memiliki attitude yang jarang dimiliki anak-anak kampung seperti kami. Pendiam, penyendiri, dan perokok, seakan dia ingin menggumamkan pada anak-anak yang melihatnya “Apa bro lihat-lihat sini joinan.”. Meskipun penampilannya street banget, tetapi terbukti ia tidak rebel dan cukup tahu batasan, buktinya ia ikut buka bareng di masjid komplek. husnudzon :3

“Biasalah.” jawab Dodit cuek

Hm, keren sekali bukan jawabannya.

“Beli dimana, harganya?” timpal Ari

Aku tidak tahu maksud dari “biasalah” dan “Beli dimana dan harganya berapa”. Ari ini bisa dikatakan satu spesies dengan Dodit, tapi belum sampai ke tahap master, maklum bapaknya polisi.

“Depan kecamatan, sepuluh ribu juga kembali, kelas Mild sih.”

Selepas maghrib Aku dan Ari langsung cabut ke toko klontong depan kecamatan

“Sak mana lima ribu, tambah seribu buat beli korek sekalian.”
“Sialan kamu Ri, beli dua, biar ga repot bagi-baginya.”
“Iya mana uangnya.”

Seumur-umur baru kali ini aku membeli rokok, sebelumnya cuma pernah menjilat ujung kapas rokok yang rasanya manis. Menurutku, rokok adalah simbol kejantanan dan kekerenan seorang laki-laki di mata cewek, apalagi suasana saat itu sangat mendukung sekali untuk melakukan operasi pemodusan di depan cewek-cewek komplek.

“Ri ayo coba dulu lah.”
“Ntar aja, pas takbiran, disini ga aman.”
“Ga aman gimana, lapangan sepi kayak gini.”
“Oke-oke, itung-itung buat latihan.”
“Iyalah, malu dong kalo nanti pas showtime kita salah nyumetnya.”

Fiuuuh uhuk.. uhuk... hoek... cuih... Kira-kira seperti itulah paduan suara kami berdua setelah menyesap seputung rokok Sampoerna.

Aseeem, apaan nih.”
Udah tahan aja Sak ntar juga terbiasa.”
Terbiasa gundulmu.”


Related Posts by Categories

0 comments: