Selalu Jaga Amanat Ilmiah Kawan!!! October 2015 | CORETAN KEHIDUPAN

Thursday 22 October 2015

Masih Terus Berusaha

Selama berkecimpung di dunia sekolah formal aku merasa bahwa jalan hidup hanya akan membawaku menjadi sesuatu yang tidak akan jauh dari jalur pendidikan

Namun ketika passion ditemukan dengan kesempatan maka apapun bisa terjadi. Memang sih, rejeki orang bisa lewat mana aja, namun akan lebih menyenangkan kalau yang dilewatinya adalah sesuatu yang kita suka. Menjadi pengusaha adalah keiginan besarku sejak lama. Masih kuingat ketika masih SD ke;as 2 aku dan saudaraku membuat kerajinan kalung dan gelang dari manik-manik kemudian kami jual ke anak-anak tetangga, ketika booming tamiya dan beyblade pun aku lebih sering beli aksesoris yang dijual terpisah dengan harapan bisa dijual kembali. Masuk SMP mulai booming main PC tuh, karena di dekat sekolahku ada rental kaset game PC tercetuslah ide jadi makelar sewa kaset plus cara nginstalin.

Masuk lagi ke SMA, mulai booming warnet, kebetulan juga sejak awal SMP aku sudah demen nongkrong di warnet yang banyak menyimpan file film/game/dll. Fercetuslah ide jadi  makelar data. Nah pas kuliah ini kerugian besar-besaran pernah aku alami, mulai dari ditipu, dikhianati, sampai terbelit utang pernah aku rasain. Sampai akhirnya aku menyerah dan benar-benar insaf mau hidup normal layaknya mahasiswa pada umumnya.

Bisnis online memang benar-benar barang baru untukku, makanya waktu pertama kali menjalani lebih banyak ruginya. Beberapa teman malah pernah benar-benar ngremehin. Hingga suatu hari di penghujung kuliah aku mendapat kesempatan menjajal menjadi karyawan di perusahaan yang bergerak di bisnis online. Di situ aku benar-benar learning by doing dengan menerapkan "semua sistem pasti ada celah" dengan memahami kesalhan atau kelemahan pada sistem maka kita bisa memanfaatkannya dengan lebih baik. Dan perlu waktu 1 tahun lebih sampai aku benar-benar mengerti cara membangun mindset dan insting seorang pengusaha.

Sekarang beberapa kawan menawarkan diri menjadi karyawanku, tapi aku tidak suka seperti itu, aku lebih suka mengajak teman untuk bekerjasama. Semoga tahun depan bisa membuka bisnis kuliner dan membuka banyak lapangan kerja aamiin

Wednesday 7 October 2015

Pernikahan Minang dan Jawa dari Sudut Pandang Laki-Laki Jawa

Ini bukan artikel ilmiah lho jadi yang sedang nyari bahan buat makalah silakan kembali ke halaman google :)

Tidak pernah kusangka kompasku mengarah ke barat laut jauh dari Jogja, tempat dimana kutub-kutub magnet itu mulai mengarah ke satu arah setelah sebelumnya muter-muter nggak tentu arah. Dari kota gudeg ke kampung halaman rendang dibuat, bukanlah jarak tempat yang menjadi masalah namun jarak suku yang menjadikannya sebagai suatu tantangan bagi pasangan Jawa-Minang (laki-laki Jawa-wanita Minang). Jika Anda sedang mengalami hal yang sama maka mari kita diskusikan bersama haha

Sebagai orang Jawa yang tidak memegang teguh budaya Jawa, aku selama ini tidak terlalu peduli dalam memandang pentingnya kesukuan. Namun ketika dihadapkan pada 'pengikatan' dua suku dalam ranah yang sakral seperti pernikahan maka itu akan jadi cerita lain. Aku yang sebelumnya nggak peduli dengan suku kini malah kayak orang antropolog. Pergi ke perpustakaan fakultas, kampus, sampai perpustakaan kota hyanya untuk mempelajari suku Jawa dan Minang padahal ngomong Jawa krama dan aksara jawa aja nol besar hehe.

Hal pertama yang aku sadari dari kedua suku ini adalah stereotipenya. Udah nggak asing dong kalau banyak yang bilang orang jawa itu suka basa-basi, lamban, kalau ngomong pelan-pelan, masakannya manis-manis dll berkebalikan dengan stereotipenya orang minang yang dinilai lebih to the p[oint, kalau ngomong kenceng, masakannya pedas dll. Dalam ranah pernikahan juga berkebalikan (googling aja ya) aku cuma share aja seperti apa rasanya sebagai laki-laki Jawa yang sedang berjuang meniti arah kompasnya

Restu orang tua? Orang tua tentu saja mempunyai sentimen tradisional yang tumbuh berdasarkan stereotipe umum, tapi untunglah mereka sangat terbuka dengan apapun pilihan anaknya, selama anak bisa bertanggung jawab. 

Bagaimana dengan restu teman-teman. Tentu ada yang pro dan kontra. Rata-rata yang kontra ini mengeluhkan jarak yang jauh "Cewek yang deket aja banyak ngapain yang jauh sih bro?"

Apalagi ya? aku bingung karena belum banyak memiliki banyak pengalaman dalam kasus seperti ini.