Selalu Jaga Amanat Ilmiah Kawan!!! 2015 | CORETAN KEHIDUPAN

Thursday 22 October 2015

Masih Terus Berusaha

Selama berkecimpung di dunia sekolah formal aku merasa bahwa jalan hidup hanya akan membawaku menjadi sesuatu yang tidak akan jauh dari jalur pendidikan

Namun ketika passion ditemukan dengan kesempatan maka apapun bisa terjadi. Memang sih, rejeki orang bisa lewat mana aja, namun akan lebih menyenangkan kalau yang dilewatinya adalah sesuatu yang kita suka. Menjadi pengusaha adalah keiginan besarku sejak lama. Masih kuingat ketika masih SD ke;as 2 aku dan saudaraku membuat kerajinan kalung dan gelang dari manik-manik kemudian kami jual ke anak-anak tetangga, ketika booming tamiya dan beyblade pun aku lebih sering beli aksesoris yang dijual terpisah dengan harapan bisa dijual kembali. Masuk SMP mulai booming main PC tuh, karena di dekat sekolahku ada rental kaset game PC tercetuslah ide jadi makelar sewa kaset plus cara nginstalin.

Masuk lagi ke SMA, mulai booming warnet, kebetulan juga sejak awal SMP aku sudah demen nongkrong di warnet yang banyak menyimpan file film/game/dll. Fercetuslah ide jadi  makelar data. Nah pas kuliah ini kerugian besar-besaran pernah aku alami, mulai dari ditipu, dikhianati, sampai terbelit utang pernah aku rasain. Sampai akhirnya aku menyerah dan benar-benar insaf mau hidup normal layaknya mahasiswa pada umumnya.

Bisnis online memang benar-benar barang baru untukku, makanya waktu pertama kali menjalani lebih banyak ruginya. Beberapa teman malah pernah benar-benar ngremehin. Hingga suatu hari di penghujung kuliah aku mendapat kesempatan menjajal menjadi karyawan di perusahaan yang bergerak di bisnis online. Di situ aku benar-benar learning by doing dengan menerapkan "semua sistem pasti ada celah" dengan memahami kesalhan atau kelemahan pada sistem maka kita bisa memanfaatkannya dengan lebih baik. Dan perlu waktu 1 tahun lebih sampai aku benar-benar mengerti cara membangun mindset dan insting seorang pengusaha.

Sekarang beberapa kawan menawarkan diri menjadi karyawanku, tapi aku tidak suka seperti itu, aku lebih suka mengajak teman untuk bekerjasama. Semoga tahun depan bisa membuka bisnis kuliner dan membuka banyak lapangan kerja aamiin

Wednesday 7 October 2015

Pernikahan Minang dan Jawa dari Sudut Pandang Laki-Laki Jawa

Ini bukan artikel ilmiah lho jadi yang sedang nyari bahan buat makalah silakan kembali ke halaman google :)

Tidak pernah kusangka kompasku mengarah ke barat laut jauh dari Jogja, tempat dimana kutub-kutub magnet itu mulai mengarah ke satu arah setelah sebelumnya muter-muter nggak tentu arah. Dari kota gudeg ke kampung halaman rendang dibuat, bukanlah jarak tempat yang menjadi masalah namun jarak suku yang menjadikannya sebagai suatu tantangan bagi pasangan Jawa-Minang (laki-laki Jawa-wanita Minang). Jika Anda sedang mengalami hal yang sama maka mari kita diskusikan bersama haha

Sebagai orang Jawa yang tidak memegang teguh budaya Jawa, aku selama ini tidak terlalu peduli dalam memandang pentingnya kesukuan. Namun ketika dihadapkan pada 'pengikatan' dua suku dalam ranah yang sakral seperti pernikahan maka itu akan jadi cerita lain. Aku yang sebelumnya nggak peduli dengan suku kini malah kayak orang antropolog. Pergi ke perpustakaan fakultas, kampus, sampai perpustakaan kota hyanya untuk mempelajari suku Jawa dan Minang padahal ngomong Jawa krama dan aksara jawa aja nol besar hehe.

Hal pertama yang aku sadari dari kedua suku ini adalah stereotipenya. Udah nggak asing dong kalau banyak yang bilang orang jawa itu suka basa-basi, lamban, kalau ngomong pelan-pelan, masakannya manis-manis dll berkebalikan dengan stereotipenya orang minang yang dinilai lebih to the p[oint, kalau ngomong kenceng, masakannya pedas dll. Dalam ranah pernikahan juga berkebalikan (googling aja ya) aku cuma share aja seperti apa rasanya sebagai laki-laki Jawa yang sedang berjuang meniti arah kompasnya

Restu orang tua? Orang tua tentu saja mempunyai sentimen tradisional yang tumbuh berdasarkan stereotipe umum, tapi untunglah mereka sangat terbuka dengan apapun pilihan anaknya, selama anak bisa bertanggung jawab. 

Bagaimana dengan restu teman-teman. Tentu ada yang pro dan kontra. Rata-rata yang kontra ini mengeluhkan jarak yang jauh "Cewek yang deket aja banyak ngapain yang jauh sih bro?"

Apalagi ya? aku bingung karena belum banyak memiliki banyak pengalaman dalam kasus seperti ini.

Friday 18 September 2015

Notebook dengan Keyboard Wireless

Jadi ceritanya laptopku sudah benar-benar mengalami kerusakan keyboard yang serius, banyak tuts yang mati. Berhubung laptop adalah alat pencari nafkah dan kebahagian maka dengan senang hati ku bawa ke tukang servis deh si laptop yang udah berusia 6 tahunan itu. Ternyata kerusakan itu harus ditebus dengan harga mahal, hampir satu juta karena fan dalem juga ikutan rusak juga. Jadilah aku bawa balik itu laptop pesakitan

Untuk mengatasi keyboard yang rusak aku pun menggantinya dengan keyboard eksternal besutan logitech. Aku sengaja beli yang wireless karena kayaknya enak aja bisa ngetik sambil tiduran di kasur padahal laptopnya ada di meja kerja.

Awalnya sih rempong banget bawa-bawa keyboard sama mouse tiap kali bawa laptop, belum lagi tempat yang digunakan pun menjadi semakin makan banyak lahan. sediiih banget

Setelah beberapa bulan menggunakan keyboard tambahan akhirnya aku pun beli laptop lagi. Laptop pertama yang dibeli dari keringat sendiri, meski speknya masih di kisaran menengah ke bawah tapi cukup oke karena dapat promo haha

Masalahnya ketika ngetik di laptop baru aku ngrasa nggak nyaman banget. Kupikir itu karena struktur chicklet dari desain keyboardnya, tapi ternyata bukan. Aku mencoba mengetikd engan keyboar di laptop lamaku dan rasanya pun sama, nggak enak banget, rasanya kurang mantap aja gituh.

Kini aku punya kebiasaan baru dalam memakai laptop, yaitu menggunakan perip[heral tambahan berupa keyboard dan mouse wireless, enak bangeeet. Selain ditunjang jenis keyboard tamabhannya, jarak antara layar dengan mata juga menjadi pas banget, mungkin karena 14' ya, kalau netbook kayaknya agak kurang nyaman juga di mata.

Thursday 17 September 2015

When You Grow Up and Your Parents Grow Old

Sometimes we will forget our father and mother. Our parents will be moved aging. We will be workaholic until somethings become and makes us often forget all of memories. We did not have time to call or back to home as often as possible because it got beat by a wide bustle. If you have this, we do not realize that our character can create a new hole in the hearts of fathers and mothers.

Actually, to make them happy you do not have to bother to do many things. By simply do 8 simple things only, then you've managed to wring a smile on their face.

They do not have to buy this and that, the father and mother have felt proud when he saw you able to finance your life.
make parents happy

Every parent would be proud when her son was able to finance his own life. This proves that we've grown and no longer dependent on them. Of course, mom and dad will feel calm because we've more or less ease the burden.

No longer ask for a monthly allowance, we've been able to pay the boarding up to meet the need. Although it may seem normal, but secretly they were proud because you felt ready to face the world released. It could be said they also feel at ease because of their duty to maintain, raise, and educating successful.

Father and mother will feel calm, if you are able to set aside some money for the sake of future savings.
make parents happy

Not only able to provide for themselves each month, both parents will feel at ease when you are able to set aside for future earnings. Their hearts at ease, knowing her baby already has a long-term plan for the future. So no more worries excessively about your future someday, because you already have a provision to deal with it.

Parents must have'kode clicking 'so that you fast forward to the next stage of life. But relax, respond 'code' them with jokes.
make parents happy

Most parents also will feel happy when her baby at the age of 20s and already had a partner. Their hearts are relieved because you are no longer alone and ready to advance to the next stage of life. However, we did not know when to be reunited with a mate who has been outlined.

Sometimes even now we are still alone and not have someone accompany. If it is now being you experience, not to worry excessively or even feel that the comments of parents is a nuisance. Enough respond to them with jokes and just believe that sooner or later those outlined for you will come.

Inisiatifmu really feels worthwhile, merely offered to bear the cost of internet or piped water is a sign that you've grown.
make parents happy

Father and mother would feel immense pleasure when you have a high sensitivity and initiatives. Needless to why they buy luxury items, you just had the initiative to offer assistance. Of course there should also be a big help. Initiative to provide small grants that can lighten the load is more than enough for them.

You can set aside a little rupiah to bear the cost of the internet and piped water at home each month. Without realizing it, the attitude of this sederhanamu already reflect a sense of caring and responsibility. Without realizing attitude of this one managed to carve pride in their hearts.

For those of you who go abroad for example, take the time to contact them every Saturday or Sunday. Merely asking the home atmosphere while removing longing.

Maybe you're really now being intensively beaten by busyness, so you can not often call home to say hello. This is what sometimes makes the hearts of parents sad and disappointed. From now try, take a little of your time to contact them.

You can make a definite agenda in every Saturday night and on Sunday to call them. You can update the story about the things you did and ask about the state of the house. Routinely carry out this, you and they could be catching up to do. Not only that, the parents did not feel neglected because you want to take the time to them.

Want to provide ear and provide inputs also make parents feel if you're already an adult. Further involve themselves in family affairs will certainly make them happy.

Creating proud parents can also be shown through other simple way, you can always provide ear and give input about family problems. In addition to accommodate their complaints, giving advice to parents about family problems also would make them proud of you. They are increasingly convinced that you have grown up and happy because you could share your mind to solve the problems being faced together.

Some parents feel that makes them happy it was not when his son had a lot of money. But how could her baby-'manusia'-kan me they get older.

The material can not be used as a primary gauge to sip happiness. Not material could also warms the heart of a parent. Precisely father and mother would feel extraordinarily happy when you are able to appreciate, respect, and humanize them in their growing age dusk.

Still patiently explained when they inquired about how to use gadgets and the Internet, not easily get mad when faced attitude of those who already like a child again. Of course compared to the material, it is extremely valuable and capable of a happy father and mother. Perlakuanmu who still appreciate them as a parent and want to treat them with love makes them feel has been successfully educating you as a human being.

At the end of the day, the father and mother would really appreciate when you want to take the time for the family. Moreover, while they are given time to stay in the world by the Creator.
parents happy

One thing that definitely make parents happy in their age began to dusk is when you are willing to spend more time for them. Indeed, at this time you have been squeezed by the work and responsibilities of a new, more challenging. However, you do not forget that you exist in this world thanks to their father and mother.

We never know when the person's age will be terminated. Still have a father and mother at your age that is now the most beautiful grace that God gives. Do not waste time left. Take your time and spend with them. Not only your parents who feel appreciated, you could also feel real happiness when gathered with them.

Wednesday 2 September 2015

Satu Minggu Setelah Wisuda

Apa yang terjadi setelah wisuda?

Mendadak Menjadi Gagap Event
Di berbagai saluran socmed mulai banjir jarkom dan japri Jobfair, Careerdays, seminar pelatihan kerja, workshop studi tingkat lanjut dll ini adalah hal yang bahkan sudah membuatku menggalau di malam pertama aku ngekost di jogja.

Banyak Jalan, Banyak Pikiran, Banyak Harapan, tapi Bingung untuk Bergerak
Mau lanjut studi? kerja dulu sembari nyari kesempatan lanjut studi? berwirausaha? balik kampung mbantu ortu? nikah?

Setelah wisuda akan banyak sekali pilihan yang membutuhkan kebijaksaan dan kesabaran yang ekstra. Di saat inilah passion dan idealismu mulai diuji oleh realita.

Bisa saja ketika kuliah kamu punya idealis menjadi ilmuwan hebat. Mau tidak mau kamu dituntut oleh idealismu untuk melanjutkan studi setinggi-tingginya akalu bisa ke luar negeri sana biar lebih bergengsi. Tapi apa, setelah ijazah kamu akan benar-benar menatap realita kalau semua itu tidak semudah Lintang dan Arai yang bisa pergi ke Sorbone.

Mau Kerja Tapi...
Beasiswa dari pemerintah sudah diputus, beasiswa dari orang tua mungkin masih tapi masak iya cuma mau ngandelin uang ortu untuk berahan di rantau. Kalau kamu anaknya orang tajir sih gamasalah.

Mantan mahasiswa yang sudah berniat bekerja, mayoritas terlalu selektif dan cenderung ke arogan. "Aku S1 Matematika masa jadi waiter, digaji dibawah UMR lagi"

Bro/sist di dunia pekerja, pengalamanlah yang berbicara. Mengutip teori Om Bob, di kampus kita hanya belajar sesuatu secara teknikal dan teoetikal, praktikalnya kurang banget. Setelah lulus sangat disarankan untuk membuka pandangan seluasnya, berinteraksilah dengan dunia luar, dekati dan pelajari meski untuk mendapatkannya kamu harus menjadi waiter terlebih dahulu.

Buat teman-teman yang work oriented
Jadikan 1-2 tahun pertama kelulusanmu sebagai masa mendulang 'ilmu jalanan' dengan menambah pengalaman-pengalaman baru. tanggalkan itu gengsi almamatermu, rendah hatilah untuk emnjadi orang yang biosa diterima di berbagai lingklungan kerja. Setelah dirasa kamu cukup tahu tentang dunia kerja, kamu bisa menentukan sikapmu untuk menjadi profesional di bidangmu

Buat teman-teman yang studi oriented
Aku nggak bisa kasih saran karena itu bukan jalan ninjaku :v

Yang pasti, setelah lulus berusahalah untuk berdiri di atas kaki sendiri. Syukur-syukur kamu bisa membantu temanmu untuk menegakkan kakinya

bersambung...

Jogja Nyaman Kok

Lima tahun sudah aku hidup di kota kecil nan romantis ini. Selama 5 tahun itu banyak sekali lho perubahan yang berubah di Jogja. Dari tahun ke tahun makin padat, pembangunan hotel dan apartemen yang wagu sekali

$ tahun aku tinggal di daerah Pogung. Aku suka suasanya karena meskipun dekat dengan pusat kota dan daerah kampus yang notabene menjadi kawasan sumpek tapi hal itu sama sekali tidak terjadi di sini.

Di tempatku aku masih bisa menikmati semilir angin sore dari gubuk di tengah sawah belakang kosan sembari mengagumi siluet gunung merapi di ufuk utara sana.

Sawah? Yup kawan kuliahku pun tidak percaya kalau ada sawah yang hijau di kawasan sekitar kampus. Padahal, jarak antara kosan dan kampusku hanya sepelemparan batu.

Di tahun kelima aku pindah ke Jogja selatan, jauuuh sekali dari tempatku yang dulu. Aku tidak menyesal sih karena ternyata kawasan tempatku dulu sudah mulai dibangun apatemen 15 lantai plus kom[-lek ruko dan POM bensin. Yup, nikmatilah sisa-sisa kesejukannya kawan sebelum kau kehilangan semuanya.

Bulan depan mungkin aku akan pindah lagi ke Jogja yang lebih ke selatan. semoga di sana kutemukan sensasi Jogja yang baru

Mabok Internet

Apa yang bikin sakaw selain narkoba, bikin adiksi tapi bukan roko, bikin insomnia namun bukan secangkir kopi, bikin galau tapi bukan status jomblo. Mari satu kata kita teriakkan bersama

"INTERNET"

Demi apapun aku sangat berterima kasih kepada siapapun penemunya. Aku tidak terlalu paham sejarahnya tapi yang pasti aku sangat bahagia

Tingkat adiksi internet bagi tiap orang mungkin berbeda, dan aku berada di tingkatan pengguna kelas berat.

Sebagai generasi 90-an pasti ngrasa banget dong betapa dunia ini bergerak begitu cepat (dunia maya maksdunya). Mulai dari jaman dial up 0809 8 9999. serius nomor itu sangat kuhapal (jangan lupa dengan cara membacanya ya)

Masih kuingat malam-malam menjelang dini hari dibelain narikin kabel telepon cuma buat google, dan menulis segala hal absud di sana.

Tapi sangat disayangkan. disaat sekarang ini ketika internet mudah kudapat bahkan untuk kecepatan tertinggi di jaringan fiber indiHome,  aku masih belum bisa menghasilkan apapun dari internet atau lebih karena selama ini aku hanya duduk sebagai penikmat saja hehe

Tapi sebagai SR aku sangat tahu bagaimana perkembangan dunia blog yang kini sepertinya mulai digeser oleh tren Vlog ya haha

Sekian ah tulisan gajelas ini

Tuesday 25 August 2015

Jika Garis Takdir...

Sepertinya ada yang aneh, aku bisa tersaenyum-senyum sendiri saat menikmati sepoi angin sore pengiring lelahnya hari yang tiada akhir ini. Sepeda yang kukayuh seakan melaju dengan slow motion mengingat kata-kata penyemangat dari salah seorang kawan.

"Jadi kamu serius sama dia?"
"Seriuslah aku ga mau nayri-nayri lagi."

Lantas dia memberikan rangkaian kata ini
Hanya saja cinta memang membutuhkan perjuamngan lebih dari yang kita pikirkan, membutuhkan air mata hingga habis pun masih hendak dikurasnya. cinta membutuhkan pengorbanan lebih dari sekedar perhatian dan cinta sendiri... cinta adalah pengorbanan tiada akhir

Kadang aku merasa sendu juga sih, mengingat aku sama sekali tidak pernah memberikan perhatian apapun. Kalau saja di pikiranku ada dua Ojan mereka pasti sedang berdebat

Ojan Bad: "Ah elaah, Jan didiemin aja gitu?"
Ojan NiceL"Emang kenapa? kan aku ga mau terlalu intim"
Ojan Bad:"Bukan masalah intimnya, tapi masa iya diangguran aja, ntar direbut lho!"
Ojan Nice:"Trus?"
Ojan Bad:"Kamu relain gitu aja?"
Ojan Nice:"Nggaklah!"

Aku sadar, garis takdir terus berjalan. Meskipun masa depan masih berkabut di depan sana, setidaknya pada satu masa aku pernah berjuang untuk seseorang, bukan sesuatu

Bukankah garis takdir tidak akan berhenti toh jika kedua garis kami tidak saling bertemu pada akhirnya. Aku percaya, Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka yang percaya dan berusaha dalam jalan cintanya

Saturday 22 August 2015

Epic Roman: Stand by Me Doraemon versi Ojan

Meskipun judulnya ada "versi Ojan" mungkin sebagian besar penonton Stand by Me akan setuju dengan apa yang akan aku ceritakan ini (kali ini full pic yt soalnya abis nonton)

***

Aku menyukai Shizuka, aku tidak mau mengecawakan dirinya. Aku selalu berdoa agar ia senantiasa bahagia, dan aku akan sangat bahagia lagi jika akulah alasan dibalik senyum manisnya itu.

Doraemon, malam ini aku akan belajar dengan giat. Akan kutunjukkan pada Giant dan Suneo kalau aku bisa mengalahkannya pada ujian matematika esok pagi.

***

Ujian belum dimulai, namun aku sudah tahu hasilnya akan sama saja. Aku ternyata memang bodoh, super bodoh. Apakah ada yang lebih bodoh dariku? aku sudah mati-matian belajar matematika, tetapi ujian hari ini justru ujian bahasa Jepang.

Shizuka, ternyata aku memang bodoh. Aku tidak pandai berolah raga, bodoh dalam pelajaran apapun. Kukira aku bisa membuktikan sesuatu yang bisa membuatmu kagum padaku. Ternyata memang tidak semudah itu, bahkan untuk membuktikan bahwa aku lebih baik dari Giant dan Suneo

Doraemon, Aku mulai ragu dengan masa depanku...












***
Aku terlalu mencintainya, namun aku terlalu lemah untuk bisa membahagiakannya kelak. Aku bahkan kecewa pada diriku sendiri. Doraemon, aku ingin Shizuka membenciku, agar aku memliki alasan untuk meninggalkannya. Doraemon, mungkin kamu juga akan membenciku, tetapi inilah caraku untuk membunuh perasaanku pada Shizuka

Apa yang lebih menyakitkan dari dibenci oleh orang yang kamu cintai?

Mati

Aku ingin semua orang membenciku, sehingga aku punya alasan untuk mati. Doraemon, berikan obat yang membuatku dibenci semua orang, termasuk

Orang yang aku cintai








 Shizuka? kenapa? kenapa dia menolongku?

***

Kenapa Shizuka menolongku? Aku sudah menamparnya,bahkan aku sudah mengucapkan selamat tinggal dan sudah meminum obat yang membuatku dibenci semua orang.

Shizuka, kenapa?





Shizuka, kau telah memberikan jawaban. Bahkan ketika kau seharusnya sudah melupakannya ketika dewasa.

Terima kasih telah mempedulikanku selama ini

Aku berjanji, akan membahagiakanmu dengan segala kelebihan dan kelemahanku.

Laki-Laki Harus Berani Berbicara

nb: mungkin judul di atas tidak akan sesuai dengan konten postingan

Akhirnya wisuda juga, tetapi kenapa aku merasa ada yang kurang ketika perjalanan pulang Jogja-Solo. Sate klathak+ dan tengkleng traktiran selepas wisudaan di kampus pun tidak cukup membuatku puas.

Bapak: "Kenapa?"
Ojan:"Apanya?"
Bapak:"Nggak jadi ya yang katanya mau ngenalin ke bapak ibu?"
Ojan:"Jlebb, lah kok baru diingetin to, Pak?"
Bapak:"Mau muter?"
Ojan:"Udah mau nyampe, ga mungkin lah"

Melupakan sesuatu yang penting bukan satu atau dua kali aku lakukan. Surat undangan wisuda saja aku lupa ngambil, kurang sableng gimana ingatanku ini.

***

Aku selalu ingin bertemu, namun ketika dia Engkau datangkan di depanku entah kenapa aku menjadi tidak bisa berkata apapun, lidahku kelu, sangat kelu untuk sekedar mengucapkan "Hai"

Berapa kali aku melakukan hal ini, dan berapa kali aku selalu menyesal barat di kemudiannya. TK-SD-SMP-SMA pada masing-masing masa aku pernah menyukai seseorang dan selalu berakhir sama. Selesai tanpa ada apapun yang terjadi.

Di belakang aku bisa berbicara lantang, berpura bisa berbicara lepas dengan dia, membahas berbagai topik yang aneh. Tetapi, ketika sudah di depannya aku menjadi orang lain yang berbeda. Jangankan berbicara, sekedar menatap saja sangat berat mendongakkan kepala ini. Ujung-ujungnya aku hanya mendiamkan dia dengan tanpa sadar malah asyik ngobrol dengan teman lain.

Ketika dia mulai menjauh, aku tersadar betapa bodoh dan lemahnya aku ini

Mungkin Allah masih mengunci beberapa fitur skill berbicaraku dengan orang yang aku perjuangkan di dalam doa dan usahaku agar kelak kami bisa lepas berbicara satu sama lain tanpa rasa saling menekan, namun saling menghormati dalam lisan.

Kalo ga bisa berbicara di depannya kenapa tidak pakai teks, sms misalnya?
Sama saja bung. makanya aku nulis ginian di blog

Berdebar rasa

Gilang-gemilang berjuta harapan
Mengawang-awang tanpa daya
Selukis guratan pena di ujung senja
Terukir di sana sebuah nama
Nama yang kuhaturkan pada ujung-ujung malam

Ku takut ini akan menjadi nyata
Ketika tutur tak mampu merangkai kata
Ketika tingkah hanya sekedar melangkah
Ku takut ini hanya akan menjadi sandiwara langit Tuhan
Yang berujung pada akhir kisah yang sama
Diam, tanpa kata, dan berlalu begitu saja

Ya Tuhan
Bagaimana Engkau menyatukan dua insan
Yang lisan mereka saja tidak berucap

21/08/15

Tuesday 18 August 2015

Jam Kerja dan Kesibukan

nb: ada kemungkinan judul dan konten tidak berhubungan

Hari ini 18 Agustus 2015 aku bersama 2999 calon terwisuda menghadiri serangkaian gladi resik untuk acara wisuda pada 2 hari ke depan. Membosankan sih, tetapi perhatianku untungnya tidak buyar ketika ada sesi pembekalan dari para alumni, dan yang ingin aku bahas adalah narasumber fenomenal ini. Arief Setyawan a.k.a Bang Kiming (googling aja)

Ada yang lebih gila dari orang 21 tahun dengan utang 1M? Memulai bisnis dari sesuatu yang antimainstream dan gagal, gagal, gagal, dan sukses di usia menjelang 25

Oke, jika melihat omzetnya sekarang mungkin kita akan berpikir bahwa enak sekali hidup orang ini. Kebanyakan orang selalu menilai hasil, bukan pada prosesnya. Dan inilah beberapa hal yang membuatku sadar bahwa cara kerjaku selama ini memang salah.

Sibuk itu cuma masalah mindset

Kebetulan ada pertanyaan, bagaimana Bang Kiming membagi waktu kuliah dengan bisnis padahal kita tahu keduanya membawa kesibukan yang besar.

Siapa sih yang menentukan taraf kesibukan seseorang? ya orang itu sendiri. Semua orang di dunia ini sibuk, namun sibuknya pengusaha dengan sibuknya pemalas itu beda. Pengusaha harus mengoptimalkan 100% kemampuan dan waktunya secara efisien dengan cara mengubah mindset bahwa saat ini kita sedang tidak sibuk, waktu yang kita punya adalah modal yang harus dioptimalkan

Teori dan kenyataannya

Jujur, aku ingin jadi pengusaha. Bukan karena ikutan sih, cuma aku bukan tipe orang yang suka bekerja dengan situasi formal yang ketat, kerja harus berseragam, sepatunya pantofel, pakai dasi pula, ditambah kerja masih diperintah orang. Aku ingin bekerja kapanpun aku mau, terserah mau pakaian kayak apa, dan kalau bisa kebijakan ada di tangan sendiri meski kedepannya harus tetap butuh pembimbing.

Karena itulah aku cukup nyaman bekerja di tempatku sekarang. Bukan perusahaan besar sih, tapi apa yang aku butuhkan untuk berkembang ada di sini. Memulai belajar berbisnis dari nol, belajar merasakan ketika pasar sedang naik dan turun, dan yang paling aku suka, aku bebas menentukan jam kerja, pakaian, atau pun cara kerja.

Selepas subuh main internet lalu tidur, bangun jam 10 terus mulai kerja, ga mandi pun ga masalah, kontrak kerja 6 jam sehari. Jika aku mengikuti alur ini maka aku tidak akan berkembang. Untuk bisnis berkelas start-up baru yang dijalankan 2 orang dan 1 bos rasanya sulit mencapai target jika waktu dan kemampuanku hanya kukerahkan 6 jam. Sibuk? 6 jam cukup disebut sibuk?

Untung apa yang aku kerjakan cukup sesuai passionku makanya jam kerjaku kadang tidak teratur antara satu hari dengan hari berikutnya malah cenderung terlihat memforsir. inilah kesalahanku. Bang kiming memberi saran, kalian yang menentukan apakah kalian sedang sibuk atau tidak.

Solusinya, buat mindset bahwa kita tidak pernah sibuk, caranya adalah dengan mengatur waktu

Oke, Selepas subuh, main sebentar (ngegame atau apalah), jam 7-8 nyari makan trus mandi jangan lupa dhuha biar rejekinya lancar hehe, 09-12 kerja terus sholat, 13-15 kerja terus sholat, 16-18 kerja terus sholat magrib lanjut makan terus sholat isya, 20-21 nyicil kerjaan, 21-00  tidur, 01-02 ngeblog lanjut sholat, sembari nunggu subuh nyicil kerjaan paling kena 1 jam.

Dari jadwal di atas kuncinya ada di mana?
Kuncinya ada di interval kerja dan kualitas penjedanya. Aku membagi jam kerja menjadi 5 bagian. Bagian pagi, siang, sore adalah jam paling produktif, jam malam dan menjelang subuh adalah jam kerja santai. Penjeda dari masing-masing bagian jam tersebut adalah sholat. Sadarilah men, sekenceng apa juga kita ngejar target kalo kita ga deketin yang nentuin rejeki ya sama aja kita romusha.

Di waktu sholat selalu sediakan waktu untuk berdzikir dan merenung serta berharap. Hal ini cukup berhasil mengembalikan fokus kita

Mindsetku adalah kaya itu bukan masalah seberapa banyak harta, tapi seberapa banyak rasa syukur atas apa yang telah diberikan Allah. Jika sedang diberi sedikit, ya ditambah usaha dan doanya, kalau sedang diberi banyak pun juga ditambah alhamdulillahnya, kan simple

Poin dari postingan ini yaitu, sesibuk apapun kita tetap ingatlah bahwa kita masih di dunia.

Jadilah kaya materi dan kaya hati #salamsugih
bersambung...

Lelaki Itu Harus Setia

nb: mungkin judul di atas tidak akan sesuai dengan konten postingan

Semua orang dewasa selalu punya keinginan untuk bisa kembali ke masa lalunya, berharap mereka bisa mengubah segala kesalahan di masa lalu yang pernah diperbuat. Karena hal itu tidak memungkinkan, apalah daya kita semua ini? Cukuplah masa lalu kita jadikan sebagai hiburan melepas kepenatan di masa sekarang. Luangkanlah sejenak waktu pagimu dengan bersantai sambil menikmati secangkir teh, duduk bersandar sampai pikiran mengawang-awang ke masa dimana segala sesuatunya dimulai. Terimakasih pagi, kamu berhasil membuatku memasuki portal masa itu

Memasuki dunia perkuliahan?
Saat masa sekolah berseragam dulu kita masih dituntun untuk menapaki tahapan-tahapan hidup, mulai dari jam bangun, makan, belajar, sampai jam bersenang-senang pun sudah diatur sedemikian rupa. Berbeda saat memasuki dunia kampus, semua akan serba bebas, bebas belajar, bebas tidur, bebas bersenang-senang, sampai bebas untuk mencintai. Ah elah kesitu lagi deh

nb: yaelah ini jam 2 pagi Jan, prime timenya orang-orang baper :3

Meskipun ini blog pribadi terkadang aku merasa malu jika dikatain blogger galau karena banyak membahas cintrong. So far... this is my blogosphere, terserah aku mau menulis apa, selama menulis bisa membuatku merasa 10 tahun lebih muda (ini bohong)

Lanjut

PPSMB a.k.a nama Ospek di kampusku, apa itu kepanjangan PPSMB? Honestly, sampai sekarang aku juga ga tau, mungkin semacam Perkumpulan Pria Suka Menggalau Bersama (maksa level dewa). Pokonya bangga dong pakai jaket almamater, berpanas ria di lapangan GSP, sok kenalan, sok ngakrab, dan ... eh how can an angel falling down to the earth and standing alone in front of me. "Hei boleh kenalan, kamu cantik" (ngayal level tirex)

Detik itu juga hatiku telah dimatikannya (maksudnya diambil).

Kamu tahu apa yang dilakukan orang yang mencintai diam-diam? mereka bakal menjadi orang yang paling rajin mengumpulkan data diri orang yang ia kagumi. Cara kerja mereka benar-benar melebihi pegawai TU yang sudah kawakan di bidangnya. Hayo Pak Tri kamu pasti nggak tahu jumlah friendlistnya dia kan? Aku tidak akan menyebut siapapun di sini, cukuplah jika ada yang merasakannya maka ialah orangnya.

Oh jadi namanya, dia dari, walah satu jurusan bla bla bla

Saat itulah skenario terabsurdku dimulai. Yang aku ceritakan cuma sebagian aja sih, selebihnya cukup untuk kunsumsi pribadi dan anak-anak (anak-anakku kelak)

Kamu harus menjadi beda dan menjadi lebih baik dari sekarang, jodoh adalah cerminmu sendiri. Tidak ada yang namanya pencapaian tanpa tantangan dan tanpa saingan. An angel like her pasti akan menarik banyak animo dari masyarakat, itu artinya persaingan di pasar terbuka ini akan semakin panas, akan ada banyak intrik-intrik dari para marketer untuk menarik calon clientnya.

Cara terbaik melawannya adalah membiarkannya untuk sementara waktu dan berfokus pada diri sendiri. Aku katakan ini pada mas Kobe, di lantai 3 gedung Margono dengan disaksikan para senior yang tampangnya ngeri (sumpah mas ngeri) awalnya sih mereka menginterogasi aku karena berencana tidak mengikuti makrab. Harusnya aku diposisi terdakwa yang dimarahi dan bla bala, tapi tidak jika aku bisa menempatkan diri dan mengimbangi otoritas mereka dengan menempatkan diri sebagai teman yang terbuka

"Walah asik yo koe haha, betewe ada nggak yang kamu suka? mesti ada kan? hayo?"

Yes, i say to him if i was attacked by an angel. Saat itu, orang di lantai 3 menjadi saksi bisu pengikraranku. Dan terimakasih sampai sekarang kalian tetap menghormati permintaanku untuk tidak membawanya ke ranah publik

Jika dilogika, seharusnya saat itu aku ikut makrab dan kamu tahulah apa yang akan dilakukan, tapi menurutku itu adalah cara paling pasaran. Ingatlah ini wahai JOMs. Allah membaikkan kita dengan memasangkan seorang pria dan wanita yang akan membaikkan bagi keduanya. Jadilah baik dan kamu akan diberikan yang terbaik. Ketika hati sudah memilih, maka biarkan Allah yang mengatur skenario pertemuannya, kita cukup berusaha memantaskan diri. Intinya. Hatimu memilih, serahkan pada Allah pilihan itu, tinggalkan

Tinggalkan?

Banyak laki-laki berubah menjadi baik hanya karena wanita, sedangkan di luar sana ada banyak pesaing yang lebih baik yang mungkin levelnya jauh di atas. Bagaimana mengalahkan mereka? tinggalakan (sementara) orang yang telah mencuri hatimu, fokuslah pada perbaikan diri, dan ketika kamu sudah merasa saatnya untuk bertempur, Allah akan membantumu mengalahkan para pesaingmu. Ingat, keajaiaban hanya milik mereka yang mau berusaha, dan usaha terbaik ketika kamu masih kuliah adalah belajar gimana biar cepet lulus karena lulus biasanya menjadi syarat untuk meminang seorang wanita.

Jadi, selama masa kuliah aku tidak pernah sekalipun bermodus-modus untuk mendapatkan perhatiannya, malah cenderung cuek. Terbukti dia mengatakan padaku "Kamu punya dunia sendiri dan tertutup".

Karena saat itu aku belum cukup pantas

bersambung...

Sunday 16 August 2015

Ketika Laki-Laki Mengenal Cinta


Aku tahu aku tidaklah sempurna
Aku tidak seperti pria lain di dunia
Pria yang mampu mengajak wanitanya kemanapun mereka suka
Meluangkan waktu mendengar keluh kesahnya'
Menemani di setiap bahagianya
Mampu menjadi sandaran ketika luka mendera

Aku sadar
Aku terlalu lemah
Aku tak punya daya apapun
di depanmu aku kelu
di dekatmu aku hanya membisu

Cinta memang kurang ajar

Cinta, apakah kau mau bertanggung jawab atas semua yang terjadi padaku?
Tak pernah kurasakan sesuatu yang menyesakkan seperti ini
Rasa yang membuatkan terjaga di tiap malam
Rasa yang membuatku rela memeras keringat sampai lupa waktu
Rasa yang membuatku tak mampu membedakan antara siang dan amlam

Aku rela hancur untuk dia

Jam 9 malam, seperti biasa kutembus jalanan Jogja untuk kembali ke peraduan, tak lupa aku mampir ke angkringan untuk makan malam. Begitulah kadang aku menutup hari, pergi pagi pulang malam menjelang pagi. Aku menggumam kalau buruh pabrik itu kurang ajar, karena masih aja protes dengan 6 jam kerja, sedangkan di luar sana banyak yang bekerja sampai tidak tahu waktu.
"Zan nggak pulang?" itu adalah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh teman kerja maupun bos saya
Bukan aku sok rajin atau memforsir kerjaan. Aku hanya berpandangan bahwa kalau aku tidak melakukan ini, aku tidak akan bisa memenuhi kebutuhan keluargaku kelak.

Cinta memang kurang ajar

Dulu aku sama sekali tidak perlu hitung-hitungan untuk sekedar makan atau membeli barang-barang. Sekarang, pola makan ekstrim yang sempat aku terapkan pun aku tekuni kembali. Kenapa? aku takut, orang yang aku cintai sedang kelaparan, aku takut, apa yang ia makan tak seenek yang aku santap, aku takut untuk berfoya-foya karena masih banyak uang yang harus aku kumpulkan

Cinta memang kurang ajar

Banyak yang bilang kalau cinta itu mengajarkan kedewasaan, cinta mengajarkan cara bertanggung jawab, cinta memberimu hidup yang lebih hidup

Kau yang tak tahu artinya perjuangan jangan banyak cakap tentang cinta
Cinta bukan sekedar say sweet
jalan-jalan bareng
memadu kasih di malam minggu
Chit-chat mesra di sosial media
makan-makan bareng

Aku yang tak tahu apakah takdir membawaku ke satu orang itu pun sudah bisa dibuatnya hancur oleh cinta

Ya Allah di sepertiga malam ini aku mohon
Berikan aku kekuatan untuk senantiasa memperbaiki diri
berikan aku kekuatan agar bisa lebih keras berusaha

Di usiaku ini aku tak ingin sibuk mencari lagi
Aku ingin disibukkan dengan mempersiapkan fisik dan mental

Ya Allah, Aku bukanlah orang yang romantis
Jangan engkau perdayakan ia dengan laki-laki lain pujangga cinta

Ya Allah aku tak bisa selalu memandangnya, aku terlalu malu untuk itu
tapi Aku ingin selalu melihatnya bahagia
meski kulihat dari jauh ataupun cukup mendengarkan semua cerita tentang dia

Untukmu, wanita yang aku cintai
terimakasih telah menumbuhkan lagi perasaan ini
meskipun jauh kau disana tak memperhatikanku
tapi aku tak pedulikan itu
sebelum mati aku ingin berjuang meski tubuhku yang jadi taruhannya

Cinta tahu kemana dia pulang

15/8/2015 02.30

Friday 3 July 2015

When You Love Someone, Just Be Brave To...

When You Love Someone, Just Be Brave To...

Kill your love...

Menyukai dan disukai adalah dua kutub yang saling mempengaruhi ketika keduanya bertemu. Bohong jika seorang laki-laki tidak pernah berharap bisa mencintai seorang wanita bahkan ketika ia masih bocah. Cinta bukan melulu soal usia, cinta adalah bagaimana kamu bisa menaruh harapanmu pada seorang wanita yang mampu merobohkan sikap liarmu haha

why i must kill my heart when someone who called love was coming to me?

Aku hanya ingin orang yang aku cintai bisa tersenyum bahagia
dan Aku terlalu takut jika dia bersamaku
justru akulah yang akan membuatnya bersedih
aku tidak ingin membunuh senyuman dari seorang wanita yang aku kagumi
lebih baik aku membunuh perasaan diri
menguncinya rapat-rapat dan menguburnya jauh di dalam kesunyian
dan melihat senyum itu dari kejauhan

Jangan kira pemikiran ini datang dari remaja tanggung yang galau. Saya sudah melakukan hal itu jauh sebelum saya mengenal apa itu cinta. Emang cinta itu apa? haha

Nanti akan saya ceritakan satu per satu bagaimana saya bisa melakukan hal bodoh itu berkali-kali.

Saat menulis pos ini pun saya sedang dalam tahap memegang kunci dam kotak
apakah saya harus memasukkan perasaan itu lagi ke kotak dan menguburnya dalam-dalam atau kah sebaliknya

Meletakkan kunci dalam kotak dan menghancurkannya

sesungguhnya bagaimana sih rasanya dicintai?

Agoraphobia?

Dulu sering sekali dimarahi bapak karena dianggap kuper dan tidak mau dolan

Agoraphobia adalah salah satu jenis phobia yang biasanya dialami oleh seorang introvert. Orang memiliki agoraphobia memiliki kecenderungan takut pada keramaian, baik di lingkungan yang baru dikenal maupun lingkungan yang sudah biasa dijumpai. Efek dari agoraphonia ini bermacam-macam pada setiap orang, misalnya detak jantung semakin cepat, berkeringat dingin, pusing, badan menjadi kaku, dan lain sebagainya.

Saya mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu orang yang mengalami phobia ini. Saya paling tidak suka dengan situasi keramaian dimana di sana banyak sekali orang. Satu contoh ketika saya dipaksa ikut ke mall oleh kakak, baru masuk di basement saja saya sudah uring-uringan "Banyak banget orangnya" untuk berjalan saja rasanya sangat berat ditambah efek tekanan batin yang kuat membuat keringat mulai bertebaran meskipun di sana ada banyak AC. Lain di mall,

Mall memang lingkungan yang asing bagi saya, namun bukan berarti saya bisa tenang di lingkungan yang sudah saya kenal. Di sekolah atau bimbel arau bahkan masjid pun saya juga mengalami hal yang sama.

Bukan berarti dengan kondisi ini saya termasuk antisosial. Memang teman saya tidak banyak, namun saya menganggap yang sedikit itu sangat berarti. itulah kenapa ketika lulus SD,SMP, dan SMA saya merasakan begitu kehilangan teman saya. Dan saat itulah saya mulai sadar untuk mulai membuka diri, berdamai dengan lingkungan, dan mencoba berbagai hal baru di dunia luar. Sudah lelah saya dicap sebagai anak kuper oleh orang tua saya.

Saya memutuskan bahwa mulai lulus SMA saya harus bisa melawan diri sendiri.

Friday 26 June 2015

Mungkin

Memang benar bahwa makin dewasa maka tanggungan hidup pun makin kompleks. Masalah yang dihadapi pun kian ruwet saja. Idealisme yang dulu diagungkan pun kerap terbentur dengan kenyataan yang ada.

Buku, Panti Asuhan, Jepang. Mimpi yang menguap, atau hanya sebuah cita-cita yang ssebenarnya ada namun berserakan entah di mana.

Saat ini saya mungkin berada di fase berdiri di tepian pantai. Masih memilih dan menyiapkan kapal yang tepat untuk dilayarkan ke laut. Terkadang saya berpikir di saat pulang dari nglembur, bersepeda menembus malam sembari ngalamun "Dulu lulus SMA khawatir kuliah, udah kuliah khawatir biaya, udah ada biaya khawatir skripsi, udah pencadaran khawatir ga bisa mandiri, udah bisa kerja khawatir jones, udah nembak khawatir ke depannya gimana dst dst dst"

Hidup memang dipenuhi kekhawatiran.

Bapak di rumah menuntut melanjutkan studi ke jenjang S2 lalu jadi dosen, ibu menuntut pekerjaan x dan x yang katanya bergengsi. Selama ini Saya bisa dikatakan mempunyai sifat memberontak. Dari setiap jenjang pendidikan pun orang tua tidak optimis 100% karena senantiasa saya dibandingkan dengan orang lain.

Kenapa harus dosen? Kenapa harus kerja di bidang kantoran?
Alasannya sih karir dan gajinya jelas, pekerjaannya pun tidak beresiko banget. Pokonya kerjaan yang pakai seragam itu punya prestise. Coba lihat si x atau si y itu, kerja kayak mereka.

Wahai orang tua di seluruh dunia, anak kalian tau apa yang terbaik bagi dirinya, cukuplah kalian doakan dan dukung mereka. Ketahuilah bahwa anak kalian mempunyai mimpi untuk membahagiakan kalian, mungkin caranya tidak sesuai dengan yang kalian harapkan, tetapi percayalah mereka ingin menjadi alasan dibalik senyuman kalian

Sudah berkali-kali anakmu ini memilih jalannya sendiri, awalnya kalian keras menentang, namun hati ini tetap sabar dan pada akhirnya kalian pun kini sepakat bahwa hal itu tidak salah. Untuk kali ini, saya mungkin akan melakukannya lagi. mungkin, ya, mungkin.

NOSTALGIA SMP

Beberapa waktu lalu di grup WA, tante Ulfa mengirimkan foto-foto terkini  SPENSA (SMP N 1). Mungkin tata letak dan wajah sekolahku itu kini sudah sangaaaaat berubah. Kesan ekslusif dan mahal sangat terasa di sana :p

Potret yang membawa angin dari masa lalu...

Masih kuingat, Dedi Indra H adalah satu sahabat saya di SD Gayam 1 yang menjadi saksi atas kaki-kaki kecil kami menempuh jarak 2 kiloan untuk mendaftar di SMP harapan orang tua itu. Semua syarat kami kumpulkan sendiri, ndaftar pun juga sendiri, tes juga sendirian. Tapi nasib tidak menghendaki kami untuk bersama

Itulah saat pertama kali saya menangis karena berpisah dengan seorang sahabat

Seperti kata orang, sahabat ada yang datang dan pergi. Kepergian sahabat terbaik pun disambut dengan datangnya kawan-kawan baru yang sampai saat ini insha Allah masih terjaga komunikasinya. Kawan-kawan yang menyebut dirinya bagian dari keluarga Kelas F dengan Watu (batu) sebagai maskotnya.

Di jenjang ini saya menemukan sahabat yang menjadi saksi titik tolak hidup saya. Rian dan Pras, cukup mereka saja, yang mungkin sampai saat ini paling mengetahui kondisi luar dalam saya. Pras adalah role model bagi siswa teladan, sedangkan Rian adalah role modem bagi siswa yang biasa saja :p (sori kalau pada akhirnya koe moco iki dab). Kalau diurutin dari yang paling nice guy maka urutannya Pras-Rian-...-Saya

Karena nostalgia yang baik-baik itu udah biasa...

Berikut kenakalan remaja yang dulu sempat kami cicipi

1. Merusak pintu dan bak di toilet (kelas 7)
Whaaaat, ini benar. Saya salah seorang yang ikut andil dalam aksi perusakan toilet dekat kelas 7F. Entah motivasi apa yang mendorong saya untuk melakukan hal itu, tetapi perasaan senang begitu terasa ketika teman yang lain juga melakukan hal yang sama.

noted: pelaku lain dalam aksi ini tidak saya sebutkan

2. Mencontek tingkat dewa (kelas 7-9)
Rian adalah saksi bisu dan juga korban atas aksi heroik saya ini. Banyak sekali trik yang saya gunakan, prinsipnya taruhlah contekan di tempat yang terbuka namun hanya bisa dilihat dengan cara tertentu. Saya sih salut dengan Rian karena tetap berpegang teguh bahwa mencontek bukanlah jalan yang baik. (padahal kami teman semeja juga)

3. Apa yang dilakukan oleh anak laki-laki bocah yang baru kenal warnet? kami melakukannya (kelas 7)
Racun emamng paling mudah disebarkan melalui orang terdekat

4. SIM? (kelas 9)
Berasa keren banget saat melintasi depan sekolah dengan Satria Fu (kalo parkir nebeng di parkiran rumah orang dan itu pakai bayar). Scenenya begini kira-kira

berangkat pagi-pagi (biar ga ketauan guru) melintas depan sekolah dan mbleyer greeeng saat itulah saya tau teman saya di balik kaca kelas itu sedang misuh-misuh.

5. banyak banget lah

Intinya. Masa terbaik saya ada di masa SMP bukan SMA
Itu aja

Adik saya belum diberi kesempatan untuk bisa masuk ke sekolah ini. Semangat Alvin!

Credit taken by Ulfa





Wednesday 7 January 2015

Pinggir Code

Aku 'tinggal' di masjid kampung, letaknya persis berseberangan dengan kampus dan hiruk pikuk kota Jogja. Jika kamu berjalan-jalan melewati jembatan teknik (jembatan pogung) tengoklah ke bawah, kamu akan menemui sudut lain dari kota Jogja di sepanjang bantaran Kali Code.


Rumah berderet-deret tanpa jelas ada pembatasnya, segerombolan anak-anak berlari-larian di sawah, memancing di sungai, berenang-renang di selokan mataran, sebuah sungai buatan disebelah Kali Code

“Oi Mas ayo berenang.”

Masih kuingat dek Irpan menyapaku, ia merasa senang dan sepertinya tidak menghiraukan lalu lalang orang di jalan raya yang melihat keasyikan mereka menyelami selokan itu.

Aku mendekati mereka, berdiri di jembatan kecil, dan tiba-tiba dari bawah jembatan itu muncul dek Ari sedang mengapung memberikan senyuman sambil menyodorkan tangannya.

“Salaman dulu mas.”

Di pinggir selokan ada Andi yang tampaknya enggan bergabung dengan teman-temannya, ia lebih memilih mengobrol denganku.

Aku tidak mau mengganggu kesenangan mereka. Di jaman sekarang jarang sekali anak-anak yang masih bisa bermain seperti itu, permainan yang terlepas dari gadget-gadget canggih.

“Jangan lupa TPA.”
“Iyyaaa.”

Sering aku berpikir kenapa ketimpangan hidup itu bisa benar-benar terlihat sangat jelas terasa di sini. Mereka yang tinggal di daerah atas cenderung hidup dalam kondisi serba berkecukupan, sedangkan mereka yang tnggal di bawah (sebutan untuk yang tinggal di sepanjang bantaran kali code) rata-rata tidak seberuntung yang di atas

Masjid tempat aku tinggal berada di antara daerah atas dan daerah bawah. Anak0anak di sini aku rasa hidup dalam kondisi yang keras, terbukti beberapa anak sering menggunakan kata-kata kotor atau makian ketika berbicara sesamanya. Aku tidak marah dengan sikap mereka itu karena memang keadaan dan lingkunganlah yang membentuk karakternya, apa yang bisa kulakukan, aku hanya bisa sekedar mengingatkan sambil bercanda layaknya kakak bagi mereka

Aku senang sekali ketika melihat mereka takjub ketika kuajak jalan-jalan ke lapangan basket teknik atau menikmati sejuknya Masjid Apung Pascasarjana. Mungkin bagi mereka UGM adalah istana yang tertutup kabut tebal. Suatu hari nanti kalian pasti bisa menyingkap kabut tebal itu aamiin.

Mari kuperkenalkan mereka

Yusuf, bandel dan bagi sebagian yang baru mengenalnya mungkin dianggapnya anak yang nakal, tapi sebenarnya ia sangat baik. Begitu juga dengan Irpan, bandel dan nakal, dan mungkin agak terkesan tinggi hati di mata teman-teman karena memang dia lebih unggul dalam membaca iqro', saudara dari Irpan ada Amal dan Ahmad, mereka baik sekali denganku, meskipun tidak sevokal anak yang lain, namun setiap tindakannya selalu membuatku bisa tersenyum.

Ari dan Dio, mereka bisa dianggap sebagai yang terunggul dianatar teman-temannya. Ari terkesan jauh lebih dewasa dalam menghadapi masalah karena ia hidup dalam keluaraga broken home. Jarang kutemui anak dari keluarga seperti itu bisa bertahan dan berkembang ke arah yang positif.

Lutfi, Endi, Riski tiga serangkai yang terajin datang ke TPA. Mereka baik sekali. Endi, lebih suka mengulang-ulang iqronya dari awal padahal sebenarnya ia sudah mampu untuk melangkah ke level yang lebih lanjut, namun hal itu kadang justru bagus baginya. Riski anak dari orang tua pemulung yang tempat tinggalnya di bantaran Code akan digusur, namun dengan semangat dan keceriaan yang selalu terpancar di wajahnya ia tetap melangkahkan kakinya ke masjid. Terakhir adalah Lutfi, anak terajin di TPA kami, hidup tanpa ayah namun masih bisa tersenyum bahkan mempunyai tekad kuat untuk belajar.

Masih banyak lagi anak-anak yang belum aku perkenalkan, yang pasti mereka pernah menjadi potongan frafmen yang kelak akan aku rindukan.

Dalam sebuah keterbatasan, dalam kondisi terburuk, dalam keadaan terlemah cobalah untuk membuka mata,

“Teman-teman yang mau mengaji di masjid harap segera datang karena sudah ditunggu oleh teman-temannya.”

Akan ada orang-orang yang senantiasa menunggumu, entah di suatu tempat dan di suatu masa.


Tersenyumlah hari ini dan bawalah perubahan untuk hari esok.  

[IMG_1655.jpg]
Jembatan Teknik

Butterfly Effect:Little action for bigger miracle

Apa itu butterfly effect​? Beberapa orang mengaitkan efek kupu-kupu ini dengan Chaos theory tapi aku lebih suka menghubungkannya dengan aksi kecil untuk keajaiban yang besar.

Jadi, apa itu butterfly effect? Istilah efek kupu-kupu ini sejatinya tidak berbicara menganai bagaimana pengaruh kupu-kupu dalam sistem reproduksi tumbuhan atau semacamnya.

Kamu percaya jika kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil mampu memicu timbulnya badai di Texas? Secara teori aku tidak tahu, namun sumber lain mengatakan bahwa hal tersebut secara teori bisa dibuktikan.

Tidak masalah jika kisah kupu-kupu berbadai itu hanya rekaan fiksi, karena di dunia ini yang namanya butterfly effect itu memang benar ada sebagai serangkaian sistem. Setiap sistem pasti mempunyai konstituen yang menjadi pemicunya, dalam kasus badai di Texas itu pemicunya adalah kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil, pemicuan badai oleh kupu-kupu inilah yang disebut sebagai butterfly effect.

Masih bingung? Berikut aku berikan contoh yang mungkin lebih mudah dimengerti

Malam sebelum UN Jono minum kopi karena susu bubuknya sudah habis, ia berpikir hal itu bukan masalah besar karena kopi membantunya tetap terjaga untuk belajar, namun yang terjadi justru Jono tidak bisa tidur sepanjang malam, keesokan harinya ia ketiduran dan terburu-buru berangkat ke sekolah, ternyata jalanan sudah mulai macet, dan Jono pun tidak bisa mengikuti ujian, ia kemudian dianggap gagal dan akhirnya memutuskan berhenti sekolah karena kecewa, nasibnya pun menjadi pengangguran.

Mungkin nasib Jono akan berbeda jika malam itu yang ia minum bukan kopi tapi air putih, dengan begitu ia bisa tidur, bangun, dan sampai sekolah tepat waktu, ia bisa mengerjakan soal ujian lulus, kemudian melanjutkan studinya hingga akirnya ia menjadi orang sukses yang bisa menciptakan lapangan kerja untuk orang lain

Mungkin ada yang bilang bahwa semua yang terjadi di atas adalah murni karena takdir. Iya, aku juga sepaham dengan itu karena tidak bisa dipungkiri bahwa kita hidup ini sudah diatur dalam takdir baik dan takdir buruk.

Kita samakan saja takdir dengan sistem (baca paragraf 4 biar analoginya nyambung)

Sistem tidak akan berjalan tanpa ada konstituen pemicu, dari contoh cerita Jono di atas, minuman kopi adalah pemicu serangkaian sistem yang berujung pada pengangguran, sedangkan pemicu berupa air putih akan berujung pada kesuksesan. Darimana kita bisa menyimpulkan hal ini?

Sebenarnya kita tidak akan pernah tahu pemicu awal dan ujung dari suatu sistem karena semua itu murni kehendak Allah. Yang bisa kita lakukan hanya melihat sebagian dari keseluruhan dari sistemnya

Tidak serta merta bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil adalah pemicu awal dari serangkaian sistem yang berujung timbulnya badai di Texas. Kita coba berpikir lebih jauh ke belakang, bagaimana kupu-kupu itu bisa berada di hutan Brazil? Kenapa kupu-kupu itu mengepakkan saya? Apa pemicunya?

Jadi, Butterflt effect adalah serpihan dari sistem besar yang diciptakan oleh Allah, kita mungkin tidak akan pernah tahu mengapa cabe berwarna merah, mengapa air laut berasa asin, mengapa ada siang, mengapa ada malam, dst, namun yang perlu kita sadari adalah bahwa kita ini sedang hidup di sebuah sistem yang semuanya saling berhubungan, satu hal kecil bisa menimbulkan sesuatu yang besar.


Kita tidak akan tahu ujung dari sistem yang melingkupi cerita hidup kita, apakah kita akan berujung pada Happioness ever after atau malah sebaliknya, namun yang pasti hal kecil yang kita lakukan saat ini akan mempengaruhi sesuatu yang lebih besar di masa mendatang, jangan pernah menunda meski hanya untuk kebaikan yang sangat kecil, percayalah dengan setitik benih itu kamu akan menemukan keajaiban di masa mendatang.

The Butterfly Effect Movie Poster
Film The Butterfly Effect

Sunday 4 January 2015

Dunia Paralel

Setiap orang punya imajinasi tanpa batas

Di dunia ini ada tujuh orang yang menjadi kembaran kita baik wajah maupun sifatnya. Jika ketujuh orang ini saling bertemu maka akan terjadi suatu keajaiban yang akan membawa kita ke dunia paralel. Membual? Aku cuma menulis dari apa yang aku dengar saja kok :3 lagian asik banget kan kalau kita bisa masuk ke dunia paralel itu.

Tapi bagiku, semirip apapun dua orang yang hidup di dunia ini, mereka tidak akan pernah mempunyai jalan cerita hidup yang sama, bahkan seorang kembar siam pun akan memiliki ketertarikan berbeda pada siapa yang ia benci dan siapa yang ia cintai, padahal bisa saja mereka mempunyai satu jantung. Bagaimana bisa, satu hati memiliki dua perasaan yang berbeda? Jadi sudah bisa dipastikan kalau 7/700 miliar lebih orang di dunia ini tidak akan pernah benar-benar sama. Adapun tentang dunia paralel itu adalah hal yang berbeda.

Bagiku dunia paralel itu ada dan nyata, tentu saja mereka tidak benar-benar eksis di dunia kita sekarang ini, dunia paralel hanya ada di dalam pikiran manusia, ia menjelma sebagai satu-kesatuan konstelasi yang tersusun dari dunia nyata yang sudah tereduksi di dalam pikiran kita, segala kenyataan di dunia paralel adalah residu dari apa yang kita rasakan di dunia nyata. Residu itu bisa berupa kebencian yang tidak terlampiaskan, kesenangan yang tak mampu dijelaskan, rasa cinta yang tidak mampu diungkapkan, dan segala perasaan yang terpendam tanpa bisa terbuncahkan di dunia nyata, semua itu akan mengendap di dunia paralel.

Mungkin di dunia nyata aku adalah orang yang lemah dan penuh pesimistis pada harapan, namun di dunia paralel bisa saja aku adalah prbadi yang benar-benar kuat, tangguh, dan obsesif, tapi bukan tidak mungkin sosokku di Opposite world itu justru lebih buruk dari diriku yang ada di dunia nyata.  

Selemah apapun manusia, ia akan selalu mempunyai potensi dan ambisi untuk melawan. Setitik ambisi inilah yang memberikan kekuatan pada diri kita di dunia paralel. Sedikit ambisi di dunia nyata akan menjadi sumber kekuatan tanpa batas di dunia paralel, sehingga mayoritas manusia merefleksikan dirinya-sendiri sebagai sosok yang tangguh di dunia paralel ini.  Sayangnya, ambisi itu akan mudah dikalahkan oleh kenyataan di Real world

“Kalau saja aku kuar.”
“Kalau saja aku tidak begini.”
“Kalau saja aku mempunyai ini dan itu.”

Di dunia paralel mungkin dia kuat, dia melakukan ini dan itu, dan dia mempunyai ini dan itu, tetapi semuanya akan runtuh jika sudah dihadapkan pada kenyataan, sehingga muncullah parasit 'kalau saja'.

Jangan pernah menghubungan dua dunia yang saling berkebalikan secara sembarangan  karena efek dari kegagalan sinkronisasi ini akan sangat fatal, gila adalah salah satu efek terburuknya

Bukan berarti kita tidak boleh menghubungkan kedua dunia ini secara toral dengan menciptakan dinding sebagai pembatas dunia nyata dan dunia paralel karena tanpa imajinasi yang kamu cipatakan di dunia paralel, hidupmu hanya akan seperti mayat hidup saja nantinya.

Hal terbijak adalah menjadikan dunia paralel sebagai dunia simulasi kehidupan nyata. Dan orang yang hebat di mata dunia adalah mereka yang berhasil mewujudkan simulasi itu ke dalam sesuatu yang nyata di Reak world.

100 tahun yang lalu orang akan menertawakan jika ada orang yang beranggapan bahwa dua manusia di belahan dunia yang berbeda bisa saling berkomunikasi dengan suara, lebih gila lagi jika hal tersebut bisa dilakukand dengan tatap muka. 1000 tahun yang lalau mungkin orang akan terpingkal mendengar jika ada orang yang beranggapan akan ada benda yang bisa membuatmu terbang di langit.

I believe, the world is full of imagination from us.and I believe, the love is the biggest imagination which can made by someone

Ana kamu adalah salah satu unsur pembentuk dunia paralelku, semua simulasi sudah aku susun di dunia itu, disana aku melihatmu tersenyum. Hanya saja aku belum bisa membuat semua itu nyata

Cita-cita, harapan, obsesi adalah bagian dari imajinasi, doa, semangat, keberanian, kepercayaan, dan keberuntungan adalah energi yang mampu membuatnya menjadi nyata.

Parallel World