Buku, Panti Asuhan, Jepang. Mimpi yang menguap, atau hanya sebuah cita-cita yang ssebenarnya ada namun berserakan entah di mana.
Saat ini saya mungkin berada di fase berdiri di tepian pantai. Masih memilih dan menyiapkan kapal yang tepat untuk dilayarkan ke laut. Terkadang saya berpikir di saat pulang dari nglembur, bersepeda menembus malam sembari ngalamun "Dulu lulus SMA khawatir kuliah, udah kuliah khawatir biaya, udah ada biaya khawatir skripsi, udah pencadaran khawatir ga bisa mandiri, udah bisa kerja khawatir jones, udah nembak khawatir ke depannya gimana dst dst dst"
Hidup memang dipenuhi kekhawatiran.
Bapak di rumah menuntut melanjutkan studi ke jenjang S2 lalu jadi dosen, ibu menuntut pekerjaan x dan x yang katanya bergengsi. Selama ini Saya bisa dikatakan mempunyai sifat memberontak. Dari setiap jenjang pendidikan pun orang tua tidak optimis 100% karena senantiasa saya dibandingkan dengan orang lain.
Kenapa harus dosen? Kenapa harus kerja di bidang kantoran?
Alasannya sih karir dan gajinya jelas, pekerjaannya pun tidak beresiko banget. Pokonya kerjaan yang pakai seragam itu punya prestise. Coba lihat si x atau si y itu, kerja kayak mereka.
Wahai orang tua di seluruh dunia, anak kalian tau apa yang terbaik bagi dirinya, cukuplah kalian doakan dan dukung mereka. Ketahuilah bahwa anak kalian mempunyai mimpi untuk membahagiakan kalian, mungkin caranya tidak sesuai dengan yang kalian harapkan, tetapi percayalah mereka ingin menjadi alasan dibalik senyuman kalian
Sudah berkali-kali anakmu ini memilih jalannya sendiri, awalnya kalian keras menentang, namun hati ini tetap sabar dan pada akhirnya kalian pun kini sepakat bahwa hal itu tidak salah. Untuk kali ini, saya mungkin akan melakukannya lagi. mungkin, ya, mungkin.
0 comments:
Post a Comment