Selalu Jaga Amanat Ilmiah Kawan!!! Pernikahan Minang dan Jawa dari Sudut Pandang Laki-Laki Jawa | CORETAN KEHIDUPAN

Wednesday 7 October 2015

Pernikahan Minang dan Jawa dari Sudut Pandang Laki-Laki Jawa

Ini bukan artikel ilmiah lho jadi yang sedang nyari bahan buat makalah silakan kembali ke halaman google :)

Tidak pernah kusangka kompasku mengarah ke barat laut jauh dari Jogja, tempat dimana kutub-kutub magnet itu mulai mengarah ke satu arah setelah sebelumnya muter-muter nggak tentu arah. Dari kota gudeg ke kampung halaman rendang dibuat, bukanlah jarak tempat yang menjadi masalah namun jarak suku yang menjadikannya sebagai suatu tantangan bagi pasangan Jawa-Minang (laki-laki Jawa-wanita Minang). Jika Anda sedang mengalami hal yang sama maka mari kita diskusikan bersama haha

Sebagai orang Jawa yang tidak memegang teguh budaya Jawa, aku selama ini tidak terlalu peduli dalam memandang pentingnya kesukuan. Namun ketika dihadapkan pada 'pengikatan' dua suku dalam ranah yang sakral seperti pernikahan maka itu akan jadi cerita lain. Aku yang sebelumnya nggak peduli dengan suku kini malah kayak orang antropolog. Pergi ke perpustakaan fakultas, kampus, sampai perpustakaan kota hyanya untuk mempelajari suku Jawa dan Minang padahal ngomong Jawa krama dan aksara jawa aja nol besar hehe.

Hal pertama yang aku sadari dari kedua suku ini adalah stereotipenya. Udah nggak asing dong kalau banyak yang bilang orang jawa itu suka basa-basi, lamban, kalau ngomong pelan-pelan, masakannya manis-manis dll berkebalikan dengan stereotipenya orang minang yang dinilai lebih to the p[oint, kalau ngomong kenceng, masakannya pedas dll. Dalam ranah pernikahan juga berkebalikan (googling aja ya) aku cuma share aja seperti apa rasanya sebagai laki-laki Jawa yang sedang berjuang meniti arah kompasnya

Restu orang tua? Orang tua tentu saja mempunyai sentimen tradisional yang tumbuh berdasarkan stereotipe umum, tapi untunglah mereka sangat terbuka dengan apapun pilihan anaknya, selama anak bisa bertanggung jawab. 

Bagaimana dengan restu teman-teman. Tentu ada yang pro dan kontra. Rata-rata yang kontra ini mengeluhkan jarak yang jauh "Cewek yang deket aja banyak ngapain yang jauh sih bro?"

Apalagi ya? aku bingung karena belum banyak memiliki banyak pengalaman dalam kasus seperti ini.

Related Posts by Categories

1 comments:

tomo said...

dan yang tidak disangka ternyata terjadi pada saya, proses perceraian sudah dilayangkan pihak istri dengan dalil finansial yang tidak mencukupi dan karena keras nya keputusan beliau yang tidak bisa diluruhkan...