Terselubung Rindu di Balutan Embun
Secawan asa, Secawan rasa
Rindu ini kian menyesak
Melemahkan setiap bingkai kata
Di dalam ceruk-ceruk masa
Sepintas rindu, Sepintas bayu
Harum rindu kian beradu
Menderum-derum di ujung kalbu
Menyeruak lembut di setiap pelupuk
Tersisa harap, terasa gelap
langkah gontai tak tentu arah
Siapa punya?, kata Chairil Anwar
Tak ada jawab di ujung jalan
Sebersit tanya, terusik cinta
Pada insan mana?
Entahlah!
Wanita mana?
Sudahlah kawan ini hanya permasalahan waktu saja

*****************************************
Apa salahnya menikah di usia muda? bukankah itu mampu mengurangi madharat di era kebebasan seperti saat ini? lihatlah kawan remaja sekarang sudah mengenal pacaran sebelum logika mereka matang. aku tak habis pikir bagaimana bisa seorang laki-laki rela melakukan apapun demi teman wanitanya yang tentu bukan siapa=siapa untuknya hanya saja secara dzohir mereka melegalkan hubungan mereka dengan nama pacaran. ya pacaran sebuah hubungan yang diikat oleh ikrar anak kecil , "mau jadi pacarku?" kata si laki-laki "ya" si wanita mengangguk tanda mengiyakannya, hanya sebatas itulah ikatan itu dibangun, mana janji dengan orang tua? mana janji di hadapan Rabb Yang Maha Sempurna?mana komitmen mereka? tidak ada selain meperturutkan hawa nafsu
Laki-laki kalau seandainya tak mampu menahan diri dari menundukkan pandangan niscaya wanita yang ada di matanya sudah ia telanjangi, itulah fitnah terbesar sampai Rasulullah bersabda ”Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita” (HR Bukhari dan Muslim). wanita zaman sekarang banyak yang termakan mode sampai-sampai ia mempertaruhkan harga diri dan agamanya untuk menarik perhatian atau mengobral diri di depan laki-laki yang tidak halal baginya
Lebih parahnya mereka mengcover gaya pacarannya dengan label Islami, semudah dan seberani itukah mereka mengubah aturan mengenai pergaulan lawan janis non mahram yang sudah ditetapkan syariat? apa dengan label Islami segala aktivitas ikhtilath dan khalwat bisa ditolerir seenak hati?
Apa mereka tidak pernah memikirkan masa depannya? tentang agamanya, tentang keluarga, tentang kelangsungan hidupnya dan tentu saja tentang anak-anaknya kelak? memang tak habis pikir memahami tingkah polah remaja zaman sekarang yang sudah mulai 'pintar'
aku masih ingat nasihat dari ibu guru di kelas dulu "seburuk apapun akhlaq seorang wanita kelak pada waktunya(saat mencari pasangan hidup) ia akan cenderung pada laki-laki shalih yang ia harapkan mampu menjadi imamn dan pelindung bagi dirinya dan anak-anaknya nanti, begitu pula dengan seorang laki-laki, seburuk apapun dia pasti akan cenderung pada wanita shalihah yang ia harapkan menjadi teman hidup dan bidadarinya juga sebagai pendidik bagi buah hatinya kelak"
Lalu kenapa kita tak berusaha menjadi laki-laki yang shalih atau wanita yang shalihah?kawan, kalau memang kita mencintai dia buktikanlah dengan keberanianmu untuk menikahinya bukan justru melarikannya setiap malam minggu, mana tanggung jawabmu
@Rumah sendiri di pelukan embun pagi yang lembut
0 comments:
Post a Comment