
Aksi yang mereka lakukan dengan turun ke jalan seakan tidak memperdulikan adanya ikhtilath (bercampurnya ikhwan dan akhwat) semangat mereka tak luntur karena teriknya matahari. Spanduk-spanduk bernada tak puas dengan pemerintah juga turut menghiasi aksi heroik tersebut
Lalu apakah jika aku berkata demikian berarti aku bukan orang Islam dan cuek dengan syariat? akhi lihatlah diri kita terlebih dahulu, lihatlah orang-orang terdekatmu terlebih dahulu sudahkah kita berpegang teguh pada sunnah Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam dan sudah khulafaur rasyidin tang terbimbing?? sudahkah kita menyelamatkan diri kita sendiri dan keluarga
renungkanlah “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)
Aku tak habis pikir kenapa seorang akhwat pun ikut mewarnai sorak sorai kerumunan itu, apakah itu mereka lakukan dengan dalih demi dakwah? Dakwah seperti apa ya ukhti? Bukankah Rasulullah telah memrintahkanmu untuk menjaga diri di rumah-rumah dan juga menjaga diri dari pandangan-pandangan yang haram? Lalu apa jadinya jika dirimu turun kejalan meneriakkan pekikkan pekikkan keras
Ya ukhti renungkanlah firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan hendaklah engkau tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab:33)
Hmm aku melihat mereka juga berpartai-partai (bisa dilihat dari yang memback up aksi tersebut) . Saudaraku kenapa juga engkau berusaha mengkotak kotakkan ukhuwah dengan membentuk partai? Engkau bilang ini demi penegakan khilafah? Tapi aku pikir ini justru akan memecah belah, saudaraku.. lihatlah sekarang betapa banyak orang yang terlalu sibuk dengan urusan partai , mereka begitu fanatik dengan partainya bahkan saudara sendiri yang di partai lain pun ikut dimusuhi karena tidak sepaham dengan ideologi partainya
Ketika engkau membaca ini mungkin engkau beranggapan aku tidak peduli dengan nasib syariat Islam di negara dan menganggapku hanya sibuk dengan membolak balik buku saja, TIDAK sungguh tidak seperti itu yaa akhi , beliau Syaikh al Albani pernah mendapat pendapat seperti itu maka beliau menjawabnya “ Bukankah jutaan anggota partai itu memerlukan dokter-dokter medis..? Sudah tentu anda mempunyai ratusan dokter medis bahkan ribuan. Bukankah mereka ini juga memerlukan dokter rohani menurut istilah orang sekarang..? Justru dokter-dokter rohani inilah yang lebih penting dan lebih dibutuhkan. Apakah ada pada mereka dokter-dokter rohani yang jumlahnya cukup untuk sejumlah besar anggota partai ini..?”
Kemudian beliau melanjutkan Seandainya kalian ini dalam suatu hari dapat mengibarkan bendera negara Islam dengan cara-cara revolusi, sedangkan rakyat ternyata tidak siap untuk menerima berlakunya hukum-hukum Islam, mungkin kalian akan menjawab: ”Kita buat satu atau dua peraturan pemerintah misalnya, melarang adanya bioskop, melarang wanita keluar tanpa berjilbab, dan sebagainya”. Mungkin sekali sebagian dari wanita yang menolak dari ketetapan tersebut adalah istri-istri kalian sendiri. Mengapa begitu? Karena rakyat sebelumnya tidak terdidik dengan syarat Islam. Lalu siapakah yang harus mendidik rakyat ini..? Tentulah para ulamanya. Apakah sembarang ulama bisa melakukannya..? Kemudian beliau membicarakan sifat ulama ahlul Qur’an dan Hadits yang mumpuni, berwawasan luas, serta teguh dalam mengamalkannya”.
Ya akhi telingaku kadang risih juga mendengar kalian menumbar aib aib pemerintah dengan mengatakan keburukan mereka, aku tak tahu perkara itu benar atau tidak tapi yang jelas masalah mengumbar aib di sini bukan sesuatu yang baik, saudaraku.. bukankah Rasulullah telah mengajarkan untuk menjaga aib ? Dan jika engkau melihat kelalaian dari ulil amri(pemerintah) maka engkau harus menemui langsung pemerintah tersebut dan menyampaikan urusanmu dengan baik
Saudaraku... patuhilah pemerintah sekalipun ia dzalim selama pemerintah tidak menyuruh bermaksiat pada Allah, sungguh tiap orang ada tanggungannya sendiri dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin, sabarlah saudaraku... hentikan aksi aksi itu!!
Saudaraku.. renungkanlah, bagaimana kita mampu membangun rumah bertingkat jika membangun gubuk yang nyaman saja belum bisa? Saudaraku... gunakan semangat membaramu itu untuk memulai dari sesuatu yang kecil dengan menghidupkan sunnah dan memperbaiki aqidah
0 comments:
Post a Comment