Tapi aku tidak suka dengan filosofi semacam itu hehe aku lebih suka cerita dibalik warna-warna itu dan aku suka dengan pertanyaan “kenapa kamu suka merah marun????” lalu aku akan menjawabnya dengan panjang lebar
*********************************************************
TK Aisyah 13 taun silam, disinilah aku akan memulai cerita ini. Saat itu Ian kecil berumur 5 taun di kelas nol besar hehe tentu belum tau apa-apa . aku dikelas termasuk anak yang hiperaktif dan disiplin bisa dilihat dari kebiasaanku berangkat paling pagi
Dari sekian banyak kenangan di TK yang paling aku ingat adalah seorang gadis bernama Ana aku tak tau nama lengkapnya karena memang aku tak pernah menanyakannya
Gadis yang asing bagiku kala itu bahkan untuk bertegur sapa atau sekedar bicarapun tak pernah tapi anehnya sampai sekarang aku masih ingat dua moment sederhana yang masih aku ingat detil-detilnya
Saat itu pulang sekolah, aku tak ingat kenapa aku bisa bertemu dengan ana di pertigaan itu. Dia memakai sepeda masih ada dua roda kecil di samping roda belakangnya dan warnanya jelas sekali aku ingat , merah marun dengan perpaduan warna hitam
Inilah Pertigaan Itu
Moment kedua, saat itu aku juga tak ingat kenapa akhirnya aku bisa bersama dia. Aku bersama dia mengambil lem cair di rumahnya, Ana menuntun sepeda merah marunnya itu karena kita melewati jalan pintas melewati kebun . kita sampai di belakang rumahnya , Ana mengambi lem dan aku menunggu di pintu belakang rumah yang terbuat dari kayu itu
Sederhana kan? Aku tak tau kenapa sampai sekarang aku masih ingat hal itu padahal nama teman satu meja dan guruku pun aku sudah lupa
Sampai sekarang jika melihat warna merah marun pasti ingat Ana hehe jangan berpikir aku suka dia, karena akupun tidak tau bagaimana menjawabnya.
Sejak lulus dari Aisyah kami lost contact, sebenarnya rumahnya juga tak terlalu jauh dari rumahku hanya saja aku malu untuk menemuinya bahkan sampai saat ini tercatat baru 3 kali aku bertemu langsung dengannya
Ramadhan sekitar taun 2006 tepatnya aku kelas 1 SMP. Aku bertemu dengannya di masjid deket rumah dan bodohnya saat itu aku mempunyai ide untuk nyomblangin Ana dengan Dewo my patner in crime. Tentu saja ini bukan yang sebenarnya aku inginkan tapi mau bagaimana lagi karena dengan cara ini aku bisa mendapatkan informasi tentang dia dan tentu saja bisa memperhatikan Ana dengan lebih dekat
Di rencana ini aku tak bekerja sendirian tapi juga dibantu Nur sebagai informanku dan tentu saja Dewo sebagai tamengku dengan mengatakan “nur. Gimana Ana nih Dewo pengen tau” hehe tentu saja posisiku disini aman sekali
Rencana makin gila, malam minggu aku membujuk Dewo untuk mengajak Ana lari pagi ke pasar minggu soba, kali ini aku melibatkan Buyung sebagai tameng keduaku. Dan akhirnya dengan sedikit bantuan dari Nur rencana itu berhasil. Aku dewo dan buyung lari sedangkan nur dan ana naik sepeda. Ajegile moment ini benar-benar hebat hahaha
Ternyata semua rencanaku di bulan ramadhan itu berbuntut panjang, aku berpikir Dewo dan Ana sudah jadian (tak tau sampai sekarang apa emang bener jadian ya??) saat kutanyakan pada buyung eh malah dia nyeletuk “cemburu tho” yes I’m just silent oh iya waktu itu aku dah buyung ada diacara apa ya aku lupa tapi disitu Ana diundang untuk membaca Al-qur’an, itulah saat pertama kali aku melihatnya memakai jilbab subhanallah walaupun agak kurang jelas pandanganku tapi aku yakin dia pasti Ana
Dan kau tau, aku menyesal melakukan rencana bodoh itu
****************************************************************
Dan itulah terakhir aku melihat dia. Setiap aku melewati rumahnya pasti bawaannya deg-degan terus sampai sekarang aku selalu bertanya “apa dia merasakan hal yang sama dan siapa nama lengkapnya??”
Oke itulah kenapa aku suka dengan warna merah marun ,
We are so near but I’m feel so distance haha
3 comments:
huwaahahahahha....
Masya Alloh Fauzaaan.... :D
ckckck
Ana, ana, ana...
Ana nahnu
anta antuma antum
anti antuma antunna
huwa huma hum
hiya huma hunna
:D haha, tapi ini bukan dhomir atau kata ganti je...
Nama seorang perempuan, yah, nama seorang perempuan yang terngiang di masa kecil Ian... :p
Zan, tapi aku agak gimana e, soalnya kalau di jogja sebagian orang memanggilku 'Ana'... Haha, serasa di dalam cerita. :p
hkhkhk
*agak menyesal sedikit baru bisa membaca dan tertawa. hoho
namanya juga anak kecil tant ya maklumlah,
hahaha Ana ana wae lho tant koeki masa dipanggil ana, lha marinya kemana haha
weh.. beneran...
karena ulfanya ada dua. ya mau tidak mau yang lebih akhir masuk situ harus dipanggil dengan nama yang lain... :D
Lagi semangat ngeblog...:P
Post a Comment